REVOLUSI MORAL
Tenno Haika
Pada bulan Agustus 1945, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di dua kota Jepang: Hiroshima dan Nagasaki, menandai tahap akhir Perang Dunia II. AS mendapatkan persetujuan Britania Raya untuk menjatuhkan senjata tersebut, sebagaimana tertuang
dalam Perjanjian Quebec. Operasi ini menewaskan sedikitnya 129.000 jiwa , dan merupakan penggunaan senjata nuklir pertama dalam satu-satunya sejarah.
Jiwa Kesatria dari seorang pemimpin
Tennō Heika (天皇陛下) adalah sapaan untuk Kaisar Jepang yang sedang berkuasa. Dalam bahasa Indonesia, sapaan ini dapat diartikan sebagai "Baginda Kaisar".
Selain Tennō Heika, Kaisar Jepang juga dapat disapa dengan Kinjō Heika (今上陛下), atau cukup Tennō atau kaisar.
Seruan "Tennō Heika Banzai" (天皇陛下萬歲) merupakan asal dari istilah "banzai" yang digunakan dalam seruan perang Jepang. Istilah "banzai" digunakan oleh pasukan Sekutu untuk menyebut serangan gelombang manusia yang dipimpin oleh pasukan Angkatan Darat Kekaisaran Jepang pada Perang Dunia II.
Tenno Haika seorang kaisar yang dipercayai rakyat Jepang sebagai keturunan Ametersu Omikami atau Dewa Matahari, Menemui rakyatnya, ada 3 permasalahan yang diucapkan :
1. PERMINTAAN MAAF kepada rakyatnya, atas korban peledakan bom atom yang banyak menelan korban, tanpa merasa dirinya adalah keturunan Ameterasu Omikami, keturunan dewa yang disembah sembah rakyatnya.
2. Meminta daftar para Guru yang masih hidup, diajak bicara untuk menentukan arah kebijakan dalam mengentaskan kehidupan rakyatnya.
3. Hiroshima dan Nagasaki, tidaklah memungkinkan 100 tahun tanahnya
dapat ditanami, maka atas inisiatif
Tenno Haika dg dibantu oleh guru-guru mengarahkan dari negara Agraris menjadi negara produksi electric.
Inilah Gambaran Revolusi Moral, dimana seorang Pemimpin salah dalam melangkah ia tidak segan-segan nya meminta maaf kepada Rakyatnya.
ADAKAH PEMIMPIN~ PEMIMPIN KITA
MAMPU BERBUAT SEPERTI ITU....???
0 comments:
Post a Comment