KARESIDENAN BAGELEN
Riwayat Bagelen mencakup sejarah Desa Bagelen, Keresidenan Bagelen, dan Suku Bagelen.
Sejarah Desa Bagelen :
- Sejarah Desa Bagelen bermula sejak zaman Mataram Kuno.
- Bagelen dahulu disebut Pagelen, yang merupakan perubahan dari Medanggele.
- Medanggele berasal dari kata Medangkamulan, kerajaan yang konon pernah ada di wilayah ini.
- Sebelum Purworejo kota berdiri, Bagelen adalah pusat pemerintahan wilayah Purworejo.
Keresidenan Bagelen :
- Pada 1830, daerah Bagelen menjadi Keresidenan Bagelen.
- Keresidenan Bagelen terdiri atas Afdeling Purworejo, Kebumen, dan Wonosobo.
- Ibukota Residen Bagelen berada di Karanganyar, Kebumen sebelum berpindah kembali ke Purworejo.
Suku Bagelen :
- Suku Bagelen adalah salah satu subkelompok dari orang Jawa di daerah yang bernama Bagelen.
- Rumah Kenthol di Bagelen adalah salah satu rumah tradisional Jawa khususnya Jawa Tengah.
Suku Bagelen adalah salah satu subkelompok dari orang Jawa di daerah yang bernama Bagelen. Pada 1830, daerah Bagelen menjadi Keresidenan Bagelen, terdiri atas Afdeling Purworejo, Kebumen, dan Wonosobo. Keresidenan ini berbatasan dengan Keresidenan Pekalongan di sebelah utara, Keresidenan Kedu dan Keresidenan Yogyakarta di sebelah timur, Samudra Hindia di sebelah selatan, serta Keresidenan Banyumas dan Keresidenan Tegal di sebelah barat. Sejak tanggal 1 Agustus 1901, Keresidenan Bagelen dihapuskan dan dimasukkan ke dalam Keresidenan Kedu.
Ciri khas
Secara umum, orang Bagelen dapat disebut memiliki kebudayaan Jawa. Namun, ada sub-sub kebudayaan dengan variasi budayanya, misalnya dalam hal logat bahasa, makanan, upacara-upacara rumah tangga, kesenian rakyat, dan seni suara. Keragaman budaya suku Bagelen dibandingkan dengan sub kebudayaan lain tampak dalam hal kesenian. Kesenian Bagelen antara lain wayang urang, tarian kuda yang disebut jathilan, dan tarian taledhek. Mereka juga sudah mengenal pertunjukkan wayang kulit sejak zaman dahulu kala, yaitu dengan pertunjukkan wayang beber.
Satu pertunjukkan yang khas dari daerah Bagelen ini adalah wayang jemblung, yang menuturkan cerita-cerita Menak, dongeng-dongeng tentang tokoh Islam Amir Hamzah. Pertunjukkan ini biasa diadakan pada perayaan khitanan dan perkawinan. Warga masyarakatnya gemar mengadakan pertunjukkan nyanyian agama, yaitu perjanjen, yang dilakukan oleh tiga atau empat orang penyanyi dengan duduk di lantai, masing-masing memegang tamborin kecil yang dibunyikan menurut irama lagunya. Dihadapan mereka duduk sekitar 12 orang laki-laki yang turun menyanyi. Lagu-lagu yang dibawakan adalah lagu-lagu dari buku Arab Barzanji. Budaya masyarakat desa Jawa umumnya memang menunjukkan adanya persamaan, tetapi terdapat variasi di berbagai tempat seperti halnya Bagelen.
Bagelen kini tidak setenar dahulu, sebab kini Bagelen hanya sebuah nama kecamatan saja, padahal dahulu yaitu sebelum abad ke 20 awal Bagelen dikenal sebagai Provinsi/Keadipatian/Keresidenan yang wilayahnya meliputi Kab Purworejo dan Kab Kebumen Sekarang. Bagelen surut pamornya setelah dibubarkan Belanda pada tahun 1901.
Secara geografis Bagelen merupakan sebuah wilayah di pesisir selatan Jawa Tengah yang sekarang lebih dikenal sebagai Purworejo. Adapun Purworejo merupakan nama baru sebagai pengganti nama Brengkelan, ibukota Karesidenan Bagelen.
Karesidenan Bagelen terdiri atas Kabupaten Brengkelan (Purworejo), Kabupaten Semawung (Kutoarjo), Kabupaten Karangduwur (Kemiri), dan Kabupaten Ngaran ( masuk wilayah Kebumen). Kabupaten Purworejo sekarang meliputi wilayah yang termasuk ke dalam Karesidenan Bagelen dahulu, yaitu gabungan antara wilayah Brengkelan, Semawung dan Karangduwur.
Kedudukan Bagelen sebagai sebuah karesidenan kemudian dihapus pada 1 Agustus 1901 dan dimasukkan ke dalam wilayah Karesidenan Kedu. Sementara nama Bagelen sekarang hanya dipergunakan sebagai nama sebuah kecamatan di Kabupaten Purworejo.
0 comments:
Post a Comment