Social Bar

Popunder

Saturday, March 1, 2025

JAYANEGARA GUGUR, RAJA MAJAPAHIT II (Sri Maharaja Wiralandagopala Sri Sundarapandya Dewa Adhiswara)

JAYANEGARA GUGUR, RAJA MAJAPAHIT II 

(Sri Maharaja Wiralandagopala Sri Sundarapandya Dewa Adhiswara)




Jayanagara (1294–1328) adalah maharaja kedua kemaharajaan Majapahit yang memerintah pada tahun 1309 hingga pembunuhannya pada tahun 1328, dengan nama regnal Sri Maharaja Wiralandagopala Sri Sundarapandya Dewa Adhiswara. Pemerintahan Jayanagara terkenal sebagai masa pergolakan dalam sejarah awal kekaisaran Majapahit.



Asal-Usul

Menurut Pararaton, nama asli Jayanagara adalah Kalagemet putra Wijaya dan Dara Petak. Ibunya ini berasal dari Kerajaan Dharmasraya di Pulau Sumatra. Ia dibawa Kebo Anabrang ke tanah Jawa sepuluh hari setelah pengusiran pasukan Mongol oleh pihak Majapahit. Wijaya yang sebelumnya telah memiliki dua orang istri putri Kertanagara, kemudian menjadikan Dara Petak sebagai istri Tinuheng Pura, atau "istri yang dituakan di istana".

Menurut Pararaton, pengusiran pasukan Mongol dan berdirinya Kerajaan Majapahit terjadi pada tahun 1294. Sedangkan menurut kronik Cina dari dinasti Yuan, pasukan yang dipimpin oleh Ike Mese itu meninggalkan Jawa tanggal 24 April 1293. Naskah Nagarakretagama juga menyebut angka tahun 1293. Sehingga, jika berita-berita di atas dipadukan, maka kedatangan Kebo Anabrang dan Dara Petak dapat diperkirakan terjadi pada tanggal 4 Mei 1293, dan kelahiran Jayanagara terjadi dalam tahun 1294.

Nama Dara Petak tidak dijumpai dalam Nagarakretagama dan prasasti-prasasti peninggalan Majapahit. Menurut Nagarakretagama, Wijaya bukan hanya menikahi dua, tetapi empat orang putri Kertanagara, yaitu Tribhuwaneswari, Narendraduhita, Jayendradewi, dan Gayatri. Sedangkan Jayanagara dilahirkan dari istri yang bernama Indreswari. Hal ini menimbulkan dugaan kalau Indreswari adalah nama lain Dara Petak.



Naik Takhta (Raja Muda)

Nagarakretagama menyebutkan Jayanagara diangkat sebagai yuwaraja atau raja muda di Kadiri atau Daha pada tahun 1295. Nama Jayanagara juga muncul dalam prasasti Penanggungan tahun 1296 sebagai putra mahkota. Mengingat Raden Wijaya menikahi Dara Petak pada tahun 1293, maka Jayanagara dapat dipastikan masih sangat kecil ketika diangkat sebagai raja muda. Tentu saja pemerintahannya diwakili oleh Lembu Sora yang disebutkan dalam prasasti Pananggungan menjabat sebagai patih Daha.

Dari prasasti tersebut dapat diketahui pula bahwa Jayanagara adalah nama asli sejak kecil atau Garbhopati, bukan nama gelar atau abhiseka. Sementara nama Kalagemet yang diperkenalkan Pararaton jelas bernada ejekan, karena nama tersebut bermakna "jahat" dan "lemah", hal itu dikarenakan kepribadian Jayanagara yang dipenuhi prilaku amoral namun lemah sebagai penguasa sehingga banyak pemberontakan yang timbul dalam masa pemerintahannya.



Raja Majapahit

Jayanagara naik takhta menjadi raja Majapahit menggantikan ayahnya yang menurut Nagarakretagama meninggal dunia tahun 1309.


Dari Piagam Sidateka yang bertarikh 1323, Jayanagara menetapkan susunan mahamantri katrini dalam membantu pemerintahannya, yaitu sebagai berikut :

- Rakryan Mahamantri Hino: Dyah Sri Rangganata

- Rakryan Mahamantri Sirikan: Dyah Kameswara

- Rakryan Mahamantri Halu: Dyah Wiswanata



Pemberontakan yang Terjadi

Menurut Pararaton, pemerintahan Jayanagara diwarnai banyak pemberontakan oleh para pengikut ayahnya. Hal ini disebabkan karena Jayanagara adalah raja berdarah campuran Jawa-Melayu, bukan keturunan Kertanagara murni.

Pemberontakan pertama terjadi ketika Jayanagara naik takhta, yaitu dilakukan oleh Ranggalawe pada tahun 1295 dan kemudian Lembu Sora pada tahun 1300. Dalam hal ini pengarang Pararaton kurang teliti karena Jayanagara baru menjadi raja pada tahun 1309. Mungkin yang benar ialah, pemberontakan Ranggalawe terjadi ketika Jayanagara diangkat sebagai raja muda atau putra mahkota. Mungkin pula pemberontakan Ranggalawe sebenarnya terjadi pada tahun 1309.

Pararaton juga memberitakan pemberontakan Juru Demung tahun 1313, Gajah Biru tahun 1314, Mandana dan Pawagal tahun 1316, serta Ra Semi tahun 1318. Akan tetapi, menurut Kidung Sorandaka, Juru Demung dan Gajah Biru mati bersama Lembu Sora tahun 1300, sedangkan Mandana, Pawagal, dan Ra Semi mati bersama Nambi tahun 1316.

Berita pemberontakan Nambi tahun 1316 dalam Pararaton juga disebutkan dalam Nagarakretagama, dan diuraikan panjang lebar dalam Kidung Sorandaka. Menurut Nagarakretagama, pemberontakan Nambi tersebut dipadamkan langsung oleh Jayanagara sendiri.

Di antara pemberontakan-pemberontakan yang diberitakan Pararaton, yang paling berbahaya adalah pemberontakan Ra Kuti tahun 1319. Ibu kota Majapahit bahkan berhasil direbut kaum pemberontak, sedangkan Jayanagara sekeluarga terpaksa mengungsi ke desa Badander dikawal para prajurit bhayangkari yang dipimpin oleh Gajah Mada. Kemudian, Gajah Mada kembali ke ibu kota menyusun kekuatan. Berkat kerja sama antara para pejabat dan rakyat ibu kota, Kelompok Ra Kuti dapat dihancurkan.

Sewaktu menjadi raja, Jayanagara masih berusia muda sehingga dimanfaatkan orang-orang yang merasa tidak puas untuk memberontak. Mereka merasa tidak puas terhadap kebijakan Raja terdahulu, yaitu Raden Wijaya, yang menurut ukuran mereka tidak memberikan kedudukan yang mereka inginkan, dianggap tidak sepadan dengan jasanya sewaktu berjuang bersama Raden Wijaya. Maka, timbullah beberapa pemberontakan pada masa Raja Jayanagara, diantaranya adalah:


Pemberontakan Ranggalawe (1309) => Ranggalawe sangat kecewa karena pengangkatan Nambi sebagai Patih di Istana Majapahit, dia hanya diberikan kedudukan yang lebih rendah sebagai penguasa wilayah Tuban. Pemberontakannya dapat segera dihancurkan dan Ranggalawe dibunuh oleh Kebo Anabrang di pertempuran Sungai Tambak Beras.


Pemberontakan Lembu Sora (1311) => Lembu Sora memberontak karena mendapat hasutan dari seorang pejabat Majapahit yang bernama Mahapati. Mahapati sebenarnya juga musuh dalam selimut bagi Raja Jayanagara, yang selalu membuat intrik dan konspirasi dalam Istana. Pemberontakan Lembu Sora dapat digagalkan pihak Istana yang dipimpin oleh Nambi.


Pemberontakan Nambi (1316) => Nambi memberontak karena dianggap akan menjadi raja, meskipun Nambi sudah diberi kedudukan yang tinggi sebagai Patih istana. Oleh hasutan 'Mahapati', Jayanegara kemudian menyerang Nambi. Nambi bersama Ra Semi sempat membuat pertahanan di Pajarakan, tetapi akhirnya dapat dihancurkan juga oleh Jayanegara.


Pemberontakan Kuti (1319) => Pemberontakan para Dharmaputra yang dipimpin Ra Kuti berhasil menduduki istana kerajaan sehingga Raja Jayanagara terpaksa meninggalkan Istana. Oleh para pasukan 'Bhayangkari' di bawah pimpinan Gajah Mada, raja disembunyikan di tempat yang sangat dirahasiakan yaitu di desa Badander. Atas inisiatif dan usaha dari Gajah Mada maka akhirnya pihak kerajaan dapat menyusun kekuatan dan merebut kembali istana. Akhirnya raja Jayanagara dapat kembali lagi ke istana.



Hubungan dengan Tiongkok

Daratan Tiongkok saat itu dikuasai oleh Dinasti Yuan atau bangsa Mongol. Pada tahun 1321 seorang pengembara misionaris bernama Odorico da Pordenone mengunjungi Pulau Jawa dan sempat menyaksikan pemerintahan Jayanagara. Ia mencatat pasukan Mongol kembali datang untuk menjajah Jawa, tetapi berhasil dipukul mundur oleh pihak Majapahit. Hal ini mengulangi kegagalan mereka pada tahun 1293.

Namun hubungan antara Majapahit dengan Mongol kemudian membaik. Catatan dinasti Yuan menyebutkan pada tahun 1325 pihak Jawa mengirim duta besar bernama Seng-kia-lie-yulan untuk misi diplomatik. Tokoh ini diterjemahkan sebagai Adityawarman putra Dara Jingga, atau sepupu Jayanagara sendiri. Ayah Adityawarman adalah bekas pejabat Singosari yaitu Mahamantri I Hino Dyah Adwayabrahma.



Kematian Jayanagara

Pada tahun 1328 M, sembilan tahun setelah pemberontakan Ra Kuti, Jayanagara mati di tangan Ra Tanca, seorang pelantun syair yang sering diminta menghibur sang prabu. Cerita pembunuhan itu bermula pada 1328, saat Tanca yang juga seorang tabib diminta mengoperasi bisul yang diderita Jayanagara. Dalam operasi bisul yang ketiga kalinya itu Tanca menikam Jayanagara di tempat tidurnya. Gajah Mada yang menunggu di samping raja segera bangkit menusuk Tanca dan mati seketika itu juga. Namun peristiwa pembunuhan itu masih simpang siur.


Ada beberapa versi sejarah tentang siapa sang pembunuh dan apa motifnya.

1. Versi pertama dari Slamet Muljana dalam Tafsir Sejarah Nagara Kretagama, menyebutkan bahwa Jayanagara dilanda rasa takut kehilangan takhtanya sehingga ia pun melarang kedua adiknya, yaitu Dyah Gitarja (Tribhuwana Tunggadewi) dan Dyah Wiyat (Rajadewi Maharajasa) menikah karena khawatir iparnya bisa menjadi saingan. Bahkan muncul desas-desus kalau kedua putri yang lahir dari Gayatri itu hendak dinikahi oleh Jayanagara sendiri. Desas-desus itu disampaikan Ra Tanca kepada Gajah Mada yang saat itu sudah menjadi abdi kesayangan Jayanagara. Ra Tanca juga menceritakan tentang istrinya yang diganggu oleh Jayanagara. Namun Gajah Mada seolah tidak peduli pada laporan tersebut dan tidak mengambil tindakan apa-apa. Tanca pun menunggu kesempatan yang baik. Kebetulan Raja Jayanagara yang menderita bisul menghendaki pembedahan kepadanya. Momen mengobati sang raja pun digunakan Tanca sebagai jalan untuk membunuhnya di tempat tidur.

2. Versi kedua lain menurut arkeolog Belanda N.J. Krom dalam Hindoe-Javaansche Geschiedenis, sebagaimana dikutip Parakitri T. Simbolon dalam Menjadi Indonesia, istri Tanca menyebarkan berita bahwa dirinya dicabuli Jayanagara. Mendengar hal itu Gajah Mada malah balik menuduh dan mengadukan Tanca menebarkan fitnah.

3. Versi lain yang lebih menyentak, tulis Parakitri T. Simbolon, menurut N.J. Krom lagi, dalam tradisi Bali disebutkan bahwa justru Gajah Mada yang menjadi otak pembunuhan tersebut. Konon isu Raja Jayanagara mencabuli istri Ra Tanca adalah siasat dari Gajah Mada. Dan Ra Tanca hanya diperalat oleh Gajah Mada untuk membunuh Jayanagara. Slamet Muljana juga menafsirkan bahwa Gajah Mada yang pada hakikatnya tidak suka pada sikap Jayanagara, menggunakan Tanca sebagai alat untuk memusnahkan sang prabu. Untuk menyelimuti perbuatannya, dia segera membunuh Tanca tanpa proses pengadilan.

4. Versi terakhir diutarakan oleh Muhammad Yamin dalam Gajah Mada Pahlawan Persatuan Nusantara, menyebut bahwa Tanca terus-menerus merasa tak senang pada raja atas kejadian yang menimpa Kuti, kawan Tanca sesama dharmaputera. Dia menulis bahwa awal sengketa berasal dari mulut seorang perempuan, yaitu istri Darmaputera Ra Tanca. Istri ini mengeluarkan perkataan bahwa dia mendapat gangguan dari Sang Prabu. Kabar angin menimbulkan kegemparan dalam keraton dan di pusat pemerintahahan.” Gajah Mada kemudian memeriksa Tanca. Namun, waktu pemeriksaan berjalan, Jayanagara sakit dan meminta Tanca membedah bisulnya. Kesempatan itu digunakan Tanca untuk melepaskan dendamnya membunuh raja. Yamin, pengagum dan penemu wajah Gajah Mada, membela Gajah Mada menulis: “Di belakang lakon yang menyedihkan hati ini, terbayang pula suatu tuduhan kepada Gajah Mada bahwa dialah yang mendorong Ra Tanca berlaku demikian, karena kabarnya Sang Prabu salah lihat dan salah raba kepada istri Gajah Mada yang teguh setia itu. Namun, tuduhan ini tak beralasan dan berlawanan dengan kesetian hatinya kepada Seri Mahkota.

5. Kematian jayanegara disebabkan karena meminum racun yang dibuat oleh tabib ra tanca dan pembantunya. Hal itu dilakukan sang tabib karena adanya hasutan dari para pemberontak.

Menurut Pararaton, Jayanagara didharmakan dalam candi Srenggapura di Kapopongan dengan arca di Antawulan, gapura paduraksa Bajang Ratu kemungkinan besar adalah gapura yang tersisa dari kompleks Srenggapura. Sedangkan menurut Nagarakretagama ia dimakamkan di dalam pura berlambang arca Wisnuparama. Jayanagara juga dicandikan di Silapetak dan Bubat sebagai Wisnu serta di Sukalila sebagai Buddha jelmaan Amoghasiddhi.

Jayanagara meninggal dunia tanpa memiliki keturunan. Oleh karena itu, takhta Majapahit diteruskan oleh Ibu Suri Gayatri sebagai satu-satunya istri Raden Wijaya yang masih hidup. Namun karena Gayatri telah menjadi seorang Bhiksuni, kekuasaan Majapahit jatuh pada putri sulungnya, yaitu Dyah Gitarja yang bergelar Tribhuwana Wijayatunggadewi.


Membunuh Jaya Negara terbilang susah, sebab selain seorang Raja yang selalu dijaga ketat oleh Para Bhayangkara, Jaya Negara juga memiliki ilmu kebal, begitulah yang diinformasikan serat Pararaton pada bagian ke 8. Meskipun begitu Ra Tanca rupanya punya teknik jitu untuk membunuhnya.


Jaya Negara adalah Raja kedua Majapahit, menurut Negara Kertagama Jaya Negara naik tahta pada 1309 Masehi dengan Gelar Abhiseka Wiralandaghopala, ia naik tahta selepas kemangkatan ayahnya Dyah Wijaya. Jaya Negara merupakan anak laki-laki satu-satunya Dyah Wijaya, ibunya adalah Indradewi atau Dara Petak seorang Putri Melayu dari Kerajaan Dhamasraya.


Meskipun Jaya Negara terlahir dari seorang selir, akan tetapi karena sejak kecil ia diakui anak  oleh Sri Prameswari Dyah Dewi Tribuaneswari (Permaisuri) maka secara otomatis kedudukan Jaya Negara berubah menjadi Putra Mahkota, apalagi Permaisuri tidak mempunyai anak laki-laki sehingga kedudukan Jaya Negara sebagai penerus tahta tidak ada yang membantah.


Pada masa Jaya Negara memerintah Majapahit, kondisi kerajaan dirundung banyak masalah, karena Jaya Negara termakan hasutan Dyah Halayuda yang dikenal menghalalkan segala cara demi memperoleh jabatan sebagai Mahapatih.


Pada masa Jaya Negara memerintah 1309-1328 tercatat beberapa kali terjadi pemberontakan yang diakibatkan oleh hasutan Dyah Halyuda, diantaranya Pemberontakan Mahapatih Nambi, dan Pemberontakan Ra Kuti.


Semua pemberontakan pada akhirnya mampu dipadamkan Jaya Negara, biang perusak kerajaanpun (Dyah Halayuda) akhirnya dibunuh Jaya Negara melalui tangan Gajah Mada. Meskipun demikian asap dari Pemberontakan rupanya masih tetap ada.


Ra Tanca salah satu dari 7 Pejabat Dharmaputra yang berprofesi sebagai Tabib Istana menyimpan dendam dalam-dalam terhadap Jaya Negara. Dalam Serat Pararaton disebutkan bahwa dendam Jaya Negara muncul selepas istrinya diperlakukan tidak senonoh oleh Raja, selain itu,  ia juga masih menyimpan dendam terhadap kematian teman-teman seperjuangannya di Dharmaputra.


Ra Tanca tidak menyukai kelakuan Jaya Negara yang a moral, dalam serat Pararaton, Jaya Negara dikisahkan sebagai Raja yang banyak membuat kecewa dan sengsara rakyat, juga dikenal sebagai Raja yang mau mengawini adik perempuannya sendiri agar tahta Majapahit tetap utuh ditangannya.


Kemuakan Ra Tanca pada Jaya Negara melahirkan rencana pembunuhan, ia berniat menghabisinya. Akan tetapi karena ketatnya penjagaan, Ra Tanca memilih untuk bersabar, hingga suatu ketika datang kesempatan yang ia tunggu-tunggu.


Serat Pararaton menceritakan, bahwa suatu ketika Jaya Negara terkena sakit bisul, sehingga ia tidak bisa berjalan karena mengalami pembengkakan. Gajah Mada kemudian memanggil Ra Tanca ke Istana untuk mengoperasi penyakit Raja.


Kesempatan tersebut tidak disia-siakan Ra Tanca, iapun mempersiapkan alat oprasi yang sanggup dijadikan sebagai alat bunuh, mengingat dalam kamar Raja, Ra Tanca tidak diperkenankan membawa senjata.


Ketika kesempatan membunuh didepan mata, Ra Tanca menusukan pisau operasi (Taji) pada bagian tubuh Jaya Negara yang membengkak, namun sang Raja rupanya tak bergeming, Jaya Negara kebal senjata.


Dengan alasan hendak mengoperasi penyakit sang Raja, Ra Tanca akhirnya merayu Rajanya untuk melepaskan jimat kekebalan yang dimiliki, malangnya Jaya Negara menurutinya, sehingga pembunuhan pun akhirnya terjadi. Jaya Negara dihujani pisau operasi berkali-kali hingga tewas.


Sementara disisi lain, Gajah Mada dan para Bhayangkara yang memergoki peristiwa pembunuhan menjadi kalang kabut, Gajah Mada kemudian menusuk Ra Tanca dengan sebilah keris, Ra Tancapun akhirnya tewas bersimbah darah.  



LONDO GODHONG : KISAH SIKLIWON SERDADU JAWA MINTA DI AKUI SEBAGAI BELANDA

LONDO GODHONG : KISAH SIKLIWON SERDADU JAWA MINTA DI AKUI SEBAGAI BELANDA




Seorang wanita gempal berkulit hitam membukakan pintu. Gegas melangkah diikuti pria dengan lars mengkilap yang berjalan tegap, melewati jejeran dipan. Pada ujung ruangan, wanita berpakaian serba putih yang lain kembali membuka pintu selanjutnya. Kedua pria tersebut masuk.


Mereka menanggalkan topi sebagai tanda hormat. Untuk seorang yang terbaring nyaris sekarat di atas dipan. Selarik sinar matahari pagi menerobos celah-celah jerjak tingkap, membias pirang pada rambut berwarna sabut kelapa kedua pria itu.


“Tuan Heytroen, apakah kubur ku di Ateuk ?” Heytroen tidak menjawab.


“Aku tidak mau di Ateuk. Aku menuntut jatah di Kerkhof .” Heytroen masih


Apakah juga ditabalkan inlander fusilier pada penghujung namaku? Apakah aku overleden ?” Suara parau lelaki berkulit coklat berhidung pesek  yang terbaring lemah itu menghentak. Terdiam sesaat. Kemudian kembali berujar,


“Aku tidak mau itu. Aku mau Kerkhof. Tertulis Kliwon Der Heijden, F. Art . Gesneuveld . Dan permintaan terakhir, nisan tinggi berukir Sersan Colone Macan . Di sisi lingga pelinggam Kohler. Titik.” Heytroen terdiam sekian saat, kemudian menggeleng.


“Anggap saja sebagai pembayar jasa-jasaku di Samalanga.” Ujar Kliwon dengan nada semakin meninggi.


Memang Heytroen menjadi saksi kala Kliwon memanggul Van Der Heijden yang bermandi darah menjauh dari garis depan kala pertempuran di Samalanga. 


Usai pertempuran mereda, Kliwon pula yang dengan gagah berani menancapkan Prinsenvlag beralas jasad para pribumi yang bertindih-tindih. Padahal ketika itu, desing-desing sesekali masih melesak dari balik semak-semak kebun kelapa.


 

“Inilah Kopral Kliwon. Kliwon Der Heijden.” Teriak Van Der Heijden lantang dihadapan ratusan para serdadu yang disambut dengan sorak-sorai sembari mengacung-acungkan karaben dengan tangan kiri dan klewang pada tangan kanan, kala merayakan keberhasilan menancapkan bendera.


Penabalan nama Belanda itu pula yang membuat Kliwon semakin terkenal di kalangan para serdadu marsose. Karena diumumkan menjadi Belanda seutuhnya oleh Jenderal utusan Ratu, Kliwon dapat semakin menepuk dada yang membusung. 


Dan keberanian pun menjadi berganda-ganda. Kumpulan keberanian beraroma bengis itu pula salah satu penyebab utama menjadikannya seorang Sersan untuk unit Colone Macan. Sebelum misi meretas rimba menuju dataran Gayo.


Sekian saat Heytroen tersekap dalam diam. Dia tidak dapat serta-merta mengabulkan permintaan Kliwon. Perkara menanam jasad serdadu, tidak semudah membubuhkan tanda tangan pada secarik kertas untuk mendapat sekerat pengakuan dari Ratu berupa medali kehormatan. 


Ini bukan masalah jasa dalam pertempuran, perihal pengabdian tercukupilah dengan beragam lempengan yang telah disematkan. Ini persoalan marwah Merah Putih Biru. Heytroen memilih bungkam. Berpikir keras kiranya. Lantas ia berkesimpulan, menggeleng pelan.


Kliwon menyeringai, matanya memerah penuh amarah. Heytroen terkinjat. Memundur. Sorot mata yang memerah itu serupa tatkala Kliwon mengayunkan klewang dan kemudian mengarak kepala Pang Amat, sebagai balasan karena telah memenggal Letnan Richello di rawa-rawa Tambue. 


Sekira setahun sebelum penabalan nama Belanda karena memanggul Van Der Heijden yang berdarah-darah sebab peluru pribumi menembus mata kirinya.


Seringai tersebut masih lekat benar dalam ingatan Heytroen. Seringai Kliwon itu tak ubah saat mengiris dada-dada para tertekuk di Kutareh. Kala itu Heytroen terpaksa mengeluarkan seisi perut, karena Kliwon menyematkan seiris potongan pada ujung karabennya.


Ketakutan seketika menyergap Heytroen. Murka Kliwon kian memuncak. Segenggam medali bintang jasa anugerah Ratu dilemparkan ke arah Heytroen. Bergemerincingan ke lantai. Kliwon meronta sembari menyumpah serapah.


Heytroen membersut, mukanya memerah. Mendengus, menahan luapan amarah. Hendak maju menghajar serdadunya itu. Namun Heytroen kembali tercekat. Seringai itu kembali menggetarkan kedua lututnya. Terpaksa dia mengurungkan niat.


Walau kini terbujur lemah dengan luka robek tepat di dada. Namun itu tetap seringai buas seorang serdadu Colone Macan. Dingin, tetapi kampak pencabut nyawa yang bergagang panjang tergenggam, seolah menyandar di bahunya. 


Siaga memperlempang jalan ke surga atau neraka.Heytroen membanting pintu. Meninggalkan Kliwon menceracau dalam kutukan.Beberapa suster membujuk Kliwon untuk tidak meninggalkan dipan. Kemarahan Heytroen begitu memuncak. Bersungut-sungut pada Ajudannya,


“Inlander itu telah menghina Ratu.”


“Dia melanggar pasal haatzai artikelen dan lese majeste . Polisi Militer akan menyeretnya ke hadapan oditur.” Sahut Ajudan menjelaskan dosa Kliwon.


“Terlalu pelik dan merepotkan. Ini medan perang. Gubernur Van Daalen tidak mengekang serdadu Marsose maupun Colone Macan dengan hukum atau pengadilan.” Ujar Heytroen.


“Siap, Mayor!” Sahut Ajudan memahami perintah, sembari menabik.


Kliwon tersadar. Mendapati dirinya mengimbak-imbak. Dengan leher terkujut pada perakaran bakau, tepat pada mulut lungkang pembuang kotoran sapi perah milik Benggali. Di pinggiran sungai Kampung Keudah kiranya. Kliwon tahu, karena samar matanya dapat melihat jejeran bambu penahan gundukan parit Benteng Peunayoeng di seberang sana, benteng yang ia tempati sekembalinya dari Tanah Gayo.

Kliwon menggerapai.


 Ia dapati tangannya tersimpai. Ia kembali menggelalar. Namun simpul itu terlalu erat. Kliwon tidak dapat melepaskan diri. Tenaganya kini kalah kuat dengan simpulan temali yang membelit leher dan kedua tangannya.


Lamat-lamat terdengar himne yang dinyanyikan serdadu muda dengan penuh semangat dalam parade petang dari arah benteng,


“Wie kent er niet die brave zielen. 

Die aan het verre Atjehstrand. 

Al voor de eer van Nederland. Vielen’t Rood, Wit, Blauw in hun verstijfde hand. We zullen hunnen assche eeren, wreken. 


En waar ik ga of sta of zit, zal ik hun naam met eerbied spreken. Want dat waren jongens van Jan de Witt. ”


(Siapa yang tidak kenal jiwa-jiwa yang berani. Yang berjuang di pantai Aceh yang jauh. Gugur demi kehormatan Belanda. Warna merah, putih dan biru di tangan mereka yang sudah kaku. Kita akan menghormati dan membela jasad mereka. Dimanapun aku berada, aku akan menyebut nama mereka dengan penuh hormat. Karena mereka adalah para pemuda Jan de Witt.)


“Begini balasan mereka untukku. Aku tetap pribumi. Bukan Belanda. Bendera Ratu kini untuk membebatku.” 


Kliwon lirih bergumam.Sesungging senyuman menggelayut. Berlintas-lintas bayang menyambangi benaknya. Sebelum terpasung dalam apung sedagu di sini, dia berseregang dengan Heytroen. 


Sebelum Heytroen membezuk, suster-suster Ambon hampir sepekan merawatnya di bangsal Benteng Peunayoeng. Sebelumnya lagi, dia terkecoh kedip seorang wanita di pelataran Taman Sari. 


Mengira sundal keling berselendang, ternyata Aceh Moorden . Sebelumnya… Sebelumnya… Sebelumnya… Hingga bayangan Kliwon kecil kala merampas gundu teman, menari-nari seolah teramat dekat.


“Semuanya telah berakhir.” Kliwon kembali mendesah. Dalam sesal dia mencari cari tuhan. Namun tuhannya telah mulai berpaling semenjak Kliwon baliqh selalu melafaz Kidungan kala mengacaukan kumpulan ratusan itik milik Embah dan menendangnya hingga yang nahas jatuh ke empang, pun kini tiada dapat diingati lagi bait-baitnya. 


Dan tuhan telah benar-benar pergi semenjak Kliwon tersesat jauh dari Manunggaling , bersebab kesibukannya memburu guyur medali-medali anugerah Ratu.


Sang tuhan yang lain belum lagi ia temukan sampai matanya membelalak. Satu hentakan sekilap menarik jantungnya. 


Keluar melalui bekasan gores memanjang hujaman rencong yang belum sembuh benar pada sela iga. Biawak merenggutnya dan merenangkan. 


Beberapa yang lain mendudu cepat dengan lidah bercabang menjulur-julur. Hendak merebut gumpal yang sesekali masih berdenyut itu, kiranya mendapati secabik untuk makan malam mereka


Ateuk yang dimaksud adalah Sebidang tanah pemakaman di Kampung Ateuk, Banda Aceh, tempat dimakamkannya serdadu marsose pribumi.


Kerkhoff: Pekuburan serdadu Belanda yang gugur semasa Perang Aceh.


inlander fusilier: Idenditas yang di gunakan untuk menandakan tentara Marsose pribumi dari Jawa.


overleden: Serdadu yang meninggal karena sakit akan di sertai dengan keterangan overleden pada nisannya.


F. Art: Identitas yang di gunakan untuk menandakan tentara Marsose Belanda (non pribumi).


Gesneuveld: Serdadu yang mati dalam pertempuran akan di sertai dengan keterangan gesneuveld pada nisannya.


Colone macan: Merupakan unit khusus berisikan serdadu-serdadu pilihan dari sekian puluh ribu pasukan elite Marsose yang bertugas di Aceh.


Prinsenvlag: Sebutan untuk bendera Belanda


Inlander: Sebutan untuk pribumi.

Haatzai artikelen (pasal tentang penyebaran kebencian). Lese majeste (pasal kejahatan terhadap kerajaan). Pasal terbut efektif berlaku pada tahun 1881, dengan ancaman maksimal 5 tahun penjara. 


Pemerintah Belanda pada tahun 1918 menghapus pasal tersebut.

Salah satu lagu karaben, yang selalu dinyanyikan oleh para serdadu marsose sebagai pemantik semangat tempur.


Aceh moorden: Aceh gila. Suatu pembunuhan khas Aceh. Dengan nekad seseorang melakukan penyerangan terhadap orang-orang Belanda. Siapa saja dan dimana saja.

Kidungan: Doa-doa/mantra-mantra dalam aliran Kejawen.

Manunggaling: Inti dari ajaran Kejawen


Kliwoñ van der heyden


KODRAT (Keluarga Olahraga Tarung Derajat)

 KODRAT (Keluarga Olahraga Tarung Derajat)





KODRAT adalah singkatan dari Keluarga Olahraga Tarung Derajat. KODRAT merupakan organisasi yang mengelola cabang olahraga Tarung Derajat di Indonesia. 


Ciri khas Tarung Derajat :

- Tarung Derajat adalah seni bela diri khas suku Sunda. 

- Tarung Derajat memanfaatkan kemampuan otot, otak, dan nurani. 

- Tarung Derajat menggunakan lima daya gerak moral, yaitu kekuatan, kecepatan, ketepatan, keberanian, dan keuletan. 



Tarung Derajat memiliki semboyan : "Aku ramah bukan berarti takut, aku tunduk bukan berarti takluk". 

Tarung Derajat diajarkan tanpa menggunakan pelindung tubuh saat berlatih. 



Prestasi Tarung Derajat  :

- Tarung Derajat telah dipertandingkan di Pekan Olahraga Nasional (PON) sejak tahun 2000.

- Tarung Derajat juga dipertandingkan di Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) dan Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS).

- Tarung Derajat telah diakui sebagai olahraga nasional dan menjadi anggota KONI sejak tahun 1997.

- Tarung Derajat juga digunakan sebagai latihan bela diri dasar oleh TNI Angkatan Darat dan Brigade Mobil Polri.





Tarung Derajat adalah seni bela diri berasal dari Indonesia yang diciptakan oleh Achmad Dradjat. Ia mengembangkan teknik melalui pengalamannya bertarung di jalanan pada tahun 1960-an di Bandung. Tarung Derajat secara resmi diakui sebagai olahraga nasional dan digunakan sebagai latihan bela diri dasar oleh TNI Angkatan Darat dan Brigade Mobil Polri.

Tarung Derajat diajarkan dengan motto "Aku Ramah Bukan Berarti Takut, Aku Tunduk Bukan Berarti Takluk", motto ini selalu dikumandangkan ketika sebelum berlatih dan setelah berlatih untuk meningkatkan semangat dan daya juang.



Semboyan Tarung Derajat.

Satu hal yang menarik adalah semboyan persaudaraan tarung derajat yang berbunyi, 'Aku ramah bukan berarti takut, aku tunduk bukan berarti takluk.' Ini merupakan sebuah semboyan yang kaya akan makna.



Arti lambang Tarung Derajat.

KODRAT di ketua oleh Bambang Soesatyo (Ketua MPR RI). Kepalan tangan warna kuning arah ke depan: Kepalan tangan adalah lambang gerakan-gerakan bela diri. Dua buah lingkaran bermakna bahwa gerakan-gerakan Tarung Derajat didasarkan pada kemampuan otot dan otak.



Berapa lama naik sabuk Tarung Derajat ?

Kegiatan tersebut, rutin diselenggarakan setelah ujian kenaikan sabuk atau tingkat yang berlangsung selama 4-6 bulan sekali.



Berapa jam untuk sabuk biru bjj ?

Mereka menggunakan "hook" mereka dengan sangat ahli dan membuat mereka kesulitan untuk melewatinya. Biasanya, sabuk biru akan membutuhkan sekitar 400+ jam waktu latihan dan sparring bebas untuk mencapai peringkat paling bergengsi ini. Dan sebagian besar waktu itu akan dihabiskan di punggung mereka.




Kepengurusan PB KODRAT 

Ketua Umum Pengurus Besar Keluarga Olahraga Tarung Derajat (PB KODRAT) untuk periode 2025-2029 adalah Bambang Soesatyo (Bamsoet). Bamsoet terpilih kembali dalam Musyawarah Nasional PB KODRAT di Padepokan Perguruan Tarung Derajat, Bandung. 

Tarung Derajat adalah seni bela diri asli Indonesia yang dikreasi oleh Achmad Drajat, yang akrab disapa Aa Boxer. Tarung Derajat telah dipertandingkan secara nasional dan internasional. 


Berikut ini adalah susunan pengurus AFTD : 

- Presiden : Let Jend (Purn) Alfan Baharudin

- Wakil Presiden : MD Sohaimi Bin Mohamed Shah

- Wakil Presiden : Mai Ba Hung

- Sekretaris Jenderal : Badai Meganagara Dradjat

- Wakil Sekretaris Jenderal : Tb. Lukman Djayadikusumah

- Bendahara : Dara Mentari Dradjat


Motto Tarung Derajat adalah "Aku Ramah Bukan Berarti Takut, Aku Tunduk Bukan Berarti Takluk". Motto ini dikumandangkan sebelum dan setelah berlatih untuk meningkatkan semangat dan daya juang. 




Friday, February 28, 2025

Mumi Buaya Berusia 2.500 Tahun

Mumi Buaya Berusia 2.500 Tahun 




Arkeolog Spanyol menemukan makam di Mesir selatan yang berisi sepuluh buaya yang diawetkan, sebuah penemuan luar biasa menurut arkeolog Bea De Cupere dari Royal Belgian Institute of  Natural Sciences. Buaya-buaya ini, yang mungkin digunakan dalam ritual untuk dewa Mesir Sobek, ditemukan di Qubbat al-Hawa pada tahun 2019 oleh para arkeolog dari Universitas Jaén. Makam tersebut, yang berasal dari era pra-Ptolemeus, berisi lima kerangka dan lima tengkorak buaya besar. 

Buaya-buaya tersebut dibungkus dengan kain linen dan daun palem, yang membusuk seiring waktu. Buaya-buaya tersebut tidak ditutupi dengan ter atau aspal, sehingga memungkinkan penelitian yang lebih rinci. 

Buaya terkecil berukuran 1,8 meter, yang terbesar 3,5 meter, termasuk spesies Nil dan Afrika Barat. 

Tiga kerangka hampir lengkap, menunjukkan bahwa mereka awalnya dikubur di tempat lain dan kemudian dipindahkan ke makam. Ikonografi menunjukkan bahwa buaya-buaya tersebut ditangkap dengan jaring dan mungkin tenggelam, mati lemas, atau kepanasan. 

Seekor buaya terawetkan dengan sangat baik sehingga gastrolitnya, batu yang membantu menjaga keseimbangan di dalam air, masih utuh, yang menunjukkan bahwa buaya itu tidak dibedah. De Cupere mengungkapkan kegembiraannya tentang wawasan yang diberikan oleh temuan ini tentang kehidupan Mesir kuno.



Mumi Buaya dari 2.500 Tahun Lalu Ditemukan Di Mesir.

Sebanyak 10 mumi buaya yang berasal dari 2.500 tahun lalu ditemukan di makam Qubbat al-Hawa, Aswan, dekat Sungai Nil, Mesir. Sekilas, mumi-mumi ini tampak seperti buaya yang sedang berenang di lumpur.

Mumi-mumi tersebut tidak sengaja ditemukan peneliti Bea De Cupere dkk yang semula diajak tim ahli Egyptologi Alenjandro Serrano dari University of Jaen, Spanyol. Rencananya, mereka akan meneliti temuan 7 makam kuno kecil di bawah area pembuangan sampah era Byzantium.

Di bawah satu makam terdapat mumi 5 buaya dan 5 kepala buaya di Qubbat al-Hawa itu. Mereka memperkirakan mumi buaya itu merupakan persembahan bagi Dewa Sobek.

Sobek adalah dewa Mesir yang disebut berkaitan dengan buaya Nil dan Afrika Barat, kadang digambarkan berbadan orang dan berkepala buaya. Sobek diperkirakan menguasai kekuatan firaun, pertahanan militer, keamanan, dan kesuburan.

Seperti dilansir dari detikEdu mengutip New York Times, Senin (23/1/2023), dalam budaya Mesir buaya tidak hanya berkaitan dengan dewa tetapi juga menjadi bahan makanan. Lemak buaya juga dipakai sebagai obat nyeri badan hingga kebotakan.

Bea De Cupere, ahli arkeozoologi dari Royal Belgian Institute of Natural Science, menuturkan bahwa ini penelitian mumi buaya pertama yang tidak dibalut berlapis-lapis kain linen dan resin.

Dengan demikian, timnya bisa mengamati langsung permukaan mumi di lokasi penggalian tanpa dibawa ke alat pindai CT-scan dulu. 



Jenis Mumifikasi Tua

De Cupere dkk mendapati cara mumifikasi dan bentuk mumi buaya ini sama sekali baru dari mumi-mumi buaya yang pernah ditemukan. Resin diperkirakan tidak dipakai dalam mumifikasi hewan ini.

Bersama buaya ini ditemukan daun palem (Hyphanene cf. thebaica) yang diperkirakan menjadi pembalut mumi bersama kain linen, lengkap dengan tali pengikatnya, dikutip dari tulisan De Cupere dkk di jurnal Plos One Januari 2023.

Linen dan daun palem digunakan setelah buaya-buaya dikeringkan. Namun, belum diketahui pasti cara pengeringan alami yang digunakan. Dengan tidak adanya jejak resin, bangkai buaya itu diperkirakan kering alami dengan dikubur di tanah berpasir yang panas.

"Dari periode Ptolemaic seterusnya, orang-orang di sana menggunakan resin dalam jumlah yang banyak (untuk mumifikasi)," kata De Cupere.



Rentan Putus di Proses Pemakaman

Dari proses pengeringan dan mumifikasi tersebut, buaya tersebut berada di kondisi rentan rusak dan putus saat dibawa dari lokasi pengeringan ke tempat penguburan di Qubbat al-Hawa.

Bagian mulut mumi buaya dengan taring dan warna kulit masih teridentifikasi. 

Saat ditemukan di penggalian, mumi buaya ini juga sudah tidak dilapisi kain linen. Hanya potongan-potongan selebar 5 cm, diperkirakan karena dimakan serangga.

Berdasarkan cara penyiapan, mumi buaya ini diperkirakan berasal dari era sebelum Ptolemaic, peradaban Yunani kuno di Mesir pada Periode Helenistik yang berdiri pada tahun 350-30 sebelum Masehi.



Ditemukan Kerangka Manusia Berusia 9.000 Tahun

Ditemukan Kerangka Manusia Berusia 9.000 Tahun




Pada tahun 1903, sebuah penemuan luar biasa dilakukan di sebuah gua di Cheddar, Inggris, saat sebuah kerangka yang terpelihara dengan baik ditemukan. 


Diyakini berusia sekitar 9.000 tahun, kerangka ini kemudian dikenal sebagai "Manusia Cheddar." Kerangka ini dianggap sebagai satu set lengkap sisa-sisa manusia tertua yang pernah ditemukan di Inggris, yang memberikan wawasan yang tak ternilai tentang kehidupan prasejarah.


Penemuan Manusia Cheddar telah memberikan banyak informasi kepada para ilmuwan dan arkeolog tentang nenek moyang manusia awal di Inggris. 


Pengawetan kerangka tersebut memungkinkan dilakukannya studi terperinci tentang anatomi manusia awal, yang membantu para peneliti memahami lebih banyak tentang orang-orang yang tinggal di wilayah tersebut selama periode Mesolitikum.


Pentingnya Manusia Cheddar melampaui usianya, karena telah membantu menyusun pola migrasi dan gaya hidup orang Inggris kuno. 


Melalui analisis genetik modern, para ilmuwan juga dapat mempelajari lebih banyak tentang ciri-ciri fisik dan garis keturunan genetiknya, yang berkontribusi pada pemahaman kita tentang evolusi manusia di Kepulauan Inggris.



POINT CONSULTANT

 POINT CONSULTANT





VISI MISI NILAI DAN TUJUAN
Point Consultant merupakan perusahaan jasa dan produksi memberian pelayanan dan berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi klien dalam bidang konsultasi bisnis secara professional (professional Business Advisory) yang dalam penerapannya secara berbasis, berorientasi pada kekuatan Sumber Daya Manusia (Man-Oriented) dan peralatan, sistim Teknologi Informasi (Information Technology System- Oriented) Man Oriented merupakan bentuk pelayanan dengan pendekatan atas pemanfaatan keterampilan kerja (work - skill) Sumber Daya Manusia seperti konsultasi jasa bisnis (Business Service Consultation) maupun seni skill yakni jasa penyediaan tenaga kerja, penyelesaian laporan pajak, dll. 

Sedangkan information technology system - oriented meliputi keterampilan kerja dan keahlian di bidang jasa computer, seperti : Sistem Design atau perangkat lunak (software) dan jasa pelayanan perangkat keras (hardware).

Point Consultant melayani :

1. MANAJEMEN
2. FINANCIAL & ACCOUNTING
3. TAX / PAJAK
4.  SURVEY, SAMPLING, PEMETAAN, ANALYS, KAJIAN
5.  HUKUM / LBH (mediator)
6.  I T & Consultant Website
7.  E O
8.  PROPERTY, RETAIL DISTRIBUSI, SUPPLY & DEMAND
9. MARKETING
10. MOTIVASI PRIVATE 
11. BIRO JASA, AGENT, OUTSOURSING, SECURITY & MEDIATOR
12. GENERAL CONTRACTOR 

Penawaran produk dan pendekatan tersebut di atas adalah prinsip dan komitmen pelayanan Point Consultant Kediri dalam rangka memberi kepuasan kepada klien. 

Artinya, bisnis utama perusahaan ini adalah ditentukan oleh tersedianya : tenaga ahli dan tenaga terampil serta perangkat lunak (software), perangkat keras (hardware) dan jasa pelatihan di bidang bisnis terkait yang dimilikinya.


POINT CONSULTANT
Untuk mencapai visi misi kami telah menjalankan aktifitas-aktivitas organisasi di perusahaan Point Consultant :

https://www.pointconsultantkdr.blogspot.com/

https://www.pointconsultant3.blogspot.com/

https://pointcenter9.blogspot.com/

http://www.pointcenterkediri.blogspot.com/

https://www.syehhakediri.blogspot.com/

https://www kantisuci.blogspot.com/

https://www.grahamuktikediri.blogspot.com/?m=1

https://www pancaintiteknik.blogspot.com/

https://www.majapahit2010.blogspot.com/

http://www.andromedagrandcenter.blogspot.com/


Ada ukuran parameter filosofi, visi, misi, nilai dan tujuan sebagai berikut :

FILOSOFI
Kepuasan, kebahagian, kedamaian, tercapainya targetnya, klien merupakan bisnis utama Point Consultant Kediri


VISI
1. Menjadi salah satu perusahaan konsultan manajemen, financial & strategic business yang dapat memberikan kontribusi besar bagi pembangunan Indonesia.
2. Menjadi Perusahaan Konsultan Nasional yang Inspiratif, Briliant dan Berkualitas


MISI
1. Menjadi Partner bagi perusahaan yang ingin mencari penyelesaian permasalahan.
2. Memberikan pelayanan jasa konsultasi, penelitian dan pengembangan yang terbaik, bermutu tinggi ,berkualitas dan tepat waktu.
3. Membantu klien mengembangkan ide-ide kreatif, gagasan inovatif, pemikiran inspiratif dan memberikan solusi secara briliant


NILAI
Profesionalisme, transparansi, kejujuran, kepercayaan dan komitmen


TUJUAN
1. Melayani Klien dengan kebutuhan jasa-jasa konsultasi maupun jasa-jasa pemanfaatan yang efisien dalam penggunaan skill / semi skill work yang juga ditunjang oleh perangkat keras maupun perangkat lunak agar mampu memberikan hasil kerja dengan standar profesionalisme terbaik.
2. Memberikan pelayanan jasa konsultasi, penelitian dan pengembangan yang terbaik, bermutu tinggi ,berkualitas dan tepat waktu. Membantu klien mengembangkan ide-ide kreatif, gagasan inovatif, pemikiran inspiratif dan memberikan solusi secara briliant.


SIMBOL & LOGO POINT CONSULTANT 








Contact person :
+62 857 3217 2022


Paypal :
https://paypal.me/syehhakediri1


Nomor Rekening bank BRI :
6278 01 018151 53 3
a/n. R. TRI PRIYO NUGROHO, S Sos


OVO :
+62 857 3217 2022



Owner 



HIMNI (Himpunan Masyarakat Nuklir Indonesia)

 HIMNI 

(Himpunan Masyarakat Nuklir Indonesia)




Sebagaimana Anggaran Dasar Himpunan Masyarakat Nuklir Indonesia (HIMNI) yang telah dikukuhkan dengan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Nomor : C-26.HT.01.03.TH.2005; dan selanjutnya diperbaruhi dengan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia R.I. Nomor : AHU-0000108.AH.01.08.TAHUN 2019; bahwa HIMNI adalah organisasi kemasyarakatan yang bersifat independent dan keilmuan, yang berdasarkan Pancasila dan berlandaskan Undang-undang Dasar 1945, dengan tujuan untuk memajukan, mengembangkan dan membudayakan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) nuklir dalam rangka menyukseskan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa.


Organisasi HIMNI terdiri dari, Pengurus Pusat; Pengurus Daerah; dan Dewan Pembina. Dimana struktur organisasinya disesuaikan dengan tingkatan wilayah Administratif pemerintahan, akademis, kemasyakatan dan lain-lain.


Keanggotaan HIMNI bersifat perseorangan dan terdiri atas anggota biasa, anggota luar biasa, dan anggota kehormatan.


Anggota biasa adalah Warga Negara Indonesia, yang mempunyai keahlian yang terkait dengan berbagai bidang nuklir atau yang menaruh minat untuk memajukan, mengembangkan dan memasyarakatkan Iptek nuklir di Indonesia pada umumnya dan untuk memajukan organisasi pada khususnya.


Anggota luar biasa adalah tokoh masyarakat Indonesia yang dianggap berjasa bagi pemasyarakatan Iptek nuklir di Indonesia yang keanggotaannya dapat di mintakan atas usul pengurus atau sejumlah anggota biasa.


Anggota kehormatan adalah orang-orang yang dianggap berjasa bagi kemajuan dan pengembangan Iptek nuklir di Indonesia yang keanggotaannya dapat dimintakan atas usul pengurus pusat atau sejumlah anggota biasa.


Warga Negara Asing lainnya yang memenuhi syarat Hukum yang di tetapkan di Indonesia.


Dan keanggotaan seseorang hilang bila meninggal dunia, diberhentikan atau atas permintaan sendiri secara tertulis.


Pada tanggal 11 April 2019 telah dikukuhkan Kepengurusan HIMNI periode 2019-2024 oleh Dewan Pendiri di Jakarta, dengan sebaran anggota dari berbagai kalangan baik dari akademisi, peneliti, pengusaha dan profesi.



Wednesday, February 26, 2025

PERTAPIN

 PERTAPIN 




KLIK PERTAPIN DISINI :

https://pertapin.or.id/


PERKOPINDO

 PERKOPINDO





Mewujudkan kontraktor yang professional dan berdaya saing dibidang jasa pelaksana konstruksi dalam rangka mewujudkan kehidupan dunia usaha Nasional yang berdaya saing tinggi.


Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan usaha bagi kepentingan anggota PERKOPINDO sebagai pelaku-pelaku ekonomi Nasional dibidang jasa pelaksana konstruksi yang berdaya saing tinggi;

Membina hubungan dengan konsep dan program kemitraan yang sinergis dengan pelaku sebagai penyedia jasa dan jasa pelaksana bersifat spesialisasi, keahlian dengan instansi pemerintah pada khususnya, baik tingkat Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota;



Silahkan Bergabung :




DAFTAR

Hubungi kami untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas dalam persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk bergabung dengan PERKOPINDO



PERSYARATAN




Silahkan serahkan persyaratan-persayaratan yang dibutuhkan sesuai dengan informasi yang didaptkan saat menghubungi kami sebelumnya


KTA




Setelah persyaratan terpenuhi maka anda berhak mendapatkan Kartu Tanda Anggota PERKOPINDO yang bisa di cek legalitasnya secara online




Tuesday, February 25, 2025

Bambang Soesatyo, Kunjungi Bengkel UKM di Bandung, Dorong Peningkatan Industri Restorasi Kendaraan Klasik Indonesia

 Bambang Soesatyo, Kunjungi Bengkel UKM di Bandung, Dorong Peningkatan Industri Restorasi Kendaraan Klasik Indonesia





BANDUNG - Anggota DPR RI sekaligus Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) dan Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia Bambang Soesatyo menuturkan industri restorasi kendaraan klasik di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Dengan meningkatnya minat terhadap mobil klasik, permintaan atas jasa restorasi juga akan terus meningkat. Namun, pelaku bisnis juga harus menghadapi tantangan seperti ketersediaan suku cadang dan keahlian khusus. Dengan strategi yang tepat, bisnis restorasi kendaraan klasik dapat menjadi investasi yang menguntungkan dan berkontribusi pada pelestarian warisan otomotif Indonesia.


"Di era modern ini, kendaraan tidak lagi hanya berfungsi sebagai alat transportasi, tetapi juga menjadi simbol status, gaya hidup, bahkan investasi. Hal ini mendorong peningkatan minat terhadap mobil klasik, baik sebagai koleksi pribadi maupun investasi. Kondisi ini menciptakan peluang bisnis yang menjanjikan di sektor restorasi kendaraan klasik di Indonesia," ujar Bamsoet usai mengunjungi bengkel restorasi kendaraan Retouch Pro di Bandung, Selasa (25/2/25).


Ketua MPR RI ke-15 dan Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, permintaan akan jasa restorasi mobil klasik di Indonesia terus meningkat seiring dengan bertambahnya penggemar dan kolektor mobil klasik. Komunitas mobil klasik yang berkembang pesat di Indonesia menjadi pasar potensial bagi bisnis restorasi. Anggota komunitas seringkali mencari jasa restorasi untuk mobil-mobil klasik mereka. Menurut Lembaga Riset Otomotif Indonesia, pertumbuhan industri restorasi mobil klasik di Indonesia bisa mencapai 12-15% per tahun.


"Mobil klasik memiliki nilai historis dan sentimental yang tinggi bagi para penggemarnya. Banyak kolektor yang mencari mobil klasik untuk melengkapi koleksi mereka. Restorasi memungkinkan para penggemar mobil klasik untuk menghidupkan kembali kenangan dan memiliki mobil impian mereka," kata Bamsoet. 


Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini menambahkan, mobil klasik yang direstorasi dengan baik memiliki nilai investasi yang tinggi. Harga jual mobil klasik dapat meningkat secara signifikan setelah direstorasi, menjadikannya sebagai aset yang menarik. 


Mobil klasik juga menjadi simbol gaya hidup. Restorasi memungkinkan pemiliknya untuk mengekspresikan diri dan menunjukkan kecintaan mereka pada otomotif.


"Tantangan dalam bisnis restorasi kendaraan klasik utamanya ketersediaan suku cadang mobil klasik yang seringkali sulit ditemukan dan mahal. Selain itu, restorasi mobil klasik membutuhkan keahlian khusus dan pengalaman yang tidak dimiliki oleh semua mekanik. Karenanya, biaya restorasi mobil klasik bisa sangat mahal, tergantung pada kondisi mobil dan jenis restorasi yang diinginkan," pungkas Bamsoet. (POINT CENTER)




Monday, February 24, 2025

Hoesein Djajadiningrat Orang Indonesia Pertama Meraih Gelar Doktor

 Hoesein Djajadiningrat Orang Indonesia Pertama Meraih Gelar Doktor




Hoesein Djajadiningrat adalah orang Indonesia pertama yang meraih gelar doktor. Ia lahir pada 8 Desember 1886 di Kramat Watu, Serang, Banten. 


Riwayat pendidikan: 

Lulus dari Hoogere Burgerschool (HBS)

Melanjutkan pendidikan ke Leiden University, Belanda

Memperoleh gelar doktor pada 3 Mei 1913


Karya tulis : 

Disertasi berjudul Critische Beschouwing van de Sadjarah Banten yang membahas pandangan kritis terhadap sejarah Banten


Pencapaian : 

Salah satu pelopor tradisi keilmuan di Indonesia

Pribumi Indonesia pertama yang menjadi guru besar

Ahli keislaman yang terkenal pada masa hidupnya

Bapak metodologi penelitian sejarah Indonesia


Kiprah : 

Mengajar Recht Hoogeschool (Sekolah Tinggi Hukum) di Batavia

Mengajar di Fakultas Sastra Universitas Indonesia (FSUI)

Membuka mata kuliah Islamologi di Fakultas Ilmu Budaya UI





Sumber referensi :

https://www.facebook.com/100007146788815/posts/pfbid02wQhwUoWWJdcKA5HPcWPYKsH3bvZ3Z33Vo7Wzm1oxp7TiTcfENnhBn5TTbfkPWndKl/

CC : @Sejarah Cirebon

Gunung Padang, a mysterious site in West Java

Gunung Padang, a mysterious site in West Java





Gunung Padang : The World's Oldest Pyramid Hidden Beneath the Earth

What if the oldest pyramid in the world wasn’t in Egypt but in Indonesia ? 

Gunung Padang, a mysterious site in West Java, may be just that. Although it appears as a simple hill covered in dense vegetation, beneath its surface lies a massive ancient structure one that could rewrite human history.


Recent studies using ground-penetrating radar (GPR), seismic tomography, and archaeological excavations suggest that Gunung Padang is a multi-layered pyramid, constructed over thousands of years. The uppermost layer, visible today, consists of stone columns, walls, pathways, and open spaces, dated to around 3,000–3,500 years ago (1,000 BC). But deeper layers reveal even more astonishing findings.


At a depth of 3 meters, a second layer of columnar basalt blocks has been dated to between 7,500 and 8,300 years ago (around 6,000 BC)—predating the earliest known civilizations. Beneath this, a third layer extends 15 meters deep and is estimated to be around 9,000 years old. Even more astonishingly, a fourth layer, according to C14 radiocarbon dating, could be as ancient as 28,000 years pushing human civilization back to a time long before recorded history.


This discovery challenges mainstream archaeology, which traditionally holds that humans were primitive hunter-gatherers at that time. Gunung Padang suggests advanced societies may have existed far earlier than we ever imagined. Researchers believe that before the end of the last Ice Age, a vast landmass called Sundaland stretched across present-day Indonesia. As sea levels rose 14,000 years ago, much of it was submerged hiding potentially hundreds of lost civilizations beneath the waves.


Could Gunung Padang be the key to unlocking our forgotten past? With three underground chambers yet to be explored, the secrets of this ancient pyramid are still waiting to be revealed.




Uji Kandidat Doktor Ilmu Hukum Universitas Udayana Bali, Bamsoet Ingatkan Pentingnya Tata Kelola Pariwisata Bali Berkelanjutan

 Uji Kandidat Doktor Ilmu Hukum Universitas Udayana Bali, Bamsoet Ingatkan Pentingnya Tata Kelola Pariwisata Bali Berkelanjutan












BALI - Anggota DPR RI sekaligus Dosen Tetap Pascasarjana Program Studi Doktor Ilmu Hukum Universitas Borobudur, Universitas Pertahanan (UNHAN) dan Universitas Jayabaya Bambang Soesatyo menuturkan Bali dengan keindahan alamnya, budaya yang kaya, dan masyarakat yang ramah, telah menjadi ikon pariwisata dunia. Namun, popularitas ini juga membawa tantangan. Tekanan terhadap lingkungan, perubahan sosial budaya, dan fluktuasi ekonomi menjadi perhatian utama. Karena itu, konsep pariwisata berkelanjutan menjadi krusial bagi masa depan Bali.


"Tata kelola sumber daya pariwisata yang baik merupakan kunci utama untuk mencapai pariwisata Bali yang berkelanjutan. Dengan melibatkan masyarakat lokal, melestarikan budaya dan lingkungan, serta menerapkan regulasi yang tepat dan ketat, Bali dapat terus menjadi destinasi pariwisata yang menarik tanpa mengorbankan sumber daya yang dimilikinya. Melalui upaya kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, dan stakeholders pariwisata, Bali dapat menjadi contoh global dalam pengelolaan pariwisata berkelanjutan," ujar Bamsoet.


Hal tersebut disampaikan Bamsoet saat menjadi penguji Kandidat Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Udayana Bali, A.A Bagus Adhi Mahendra Putra dengan disertasi 'Transformasi Tata Kelola Sumber Daya Pariwisata Dalam Pengaturan Pariwisata Bali Berkelanjutan', di Kampus Universitas Udayana Bali, Senin (24/2/24).


Ketua MPR RI ke-15 dan Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, budaya dan adat istiadat Bali merupakan daya tarik utama bagi wisatawan. Desa Adat, sebagai unit sosial dan budaya terkecil di Bali, memegang peran penting dalam menjaga dan melestarikan tradisi ini. Setiap Desa Adat memiliki aturan dan norma yang mengatur kehidupan masyarakat, termasuk dalam hal pariwisata. Misalnya, upacara adat, tarian tradisional, dan ritual keagamaan sering menjadi atraksi wisata yang menarik minat wisatawan.


Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menegaskan, tanpa tata kelola yang baik, eksploitasi budaya dapat terjadi. Semisal, beberapa upacara adat yang seharusnya bersifat sakral telah dikomersialkan untuk kepentingan pariwisata. Hal ini dapat mengikis makna sebenarnya dari tradisi tersebut dan merusak nilai-nilai budaya yang telah dijaga turun-temurun. 


"Karena itu, penting untuk melibatkan Desa Adat dalam pengambilan keputusan terkait pariwisata. Sehingga mereka dapat memastikan bahwa budaya mereka dikelola dengan cara yang menghormati nilai-nilai tradisional," ujar Bamsoet.


Ketua Komisi III DPR RI ke-7 dan Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini memaparkan, Subak sebagai sistem pengairan tradisional Bali yang telah diakui sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO, merupakan contoh nyata dari tata kelola lingkungan yang berkelanjutan. Subak tidak hanya mengatur distribusi air untuk pertanian, tetapi juga mencerminkan filosofi Tri Hita Karana, yaitu harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan. Sistem ini telah berhasil menjaga kelestarian lingkungan dan ketahanan pangan di Bali selama berabad-abad.


Tetapi, perkembangan pariwisata yang pesat telah menimbulkan tekanan pada sistem Subak. Konversi lahan pertanian menjadi hotel, villa, dan fasilitas pariwisata lainnya telah mengurangi luas lahan pertanian dan mengganggu keseimbangan ekosistem. Selain itu, peningkatan kebutuhan air untuk pariwisata seringkali mengorbankan kebutuhan air untuk pertanian. 


"Untuk mengatasi hal ini, pemerintah dan stakeholders pariwisata harus bekerja sama untuk melestarikan Subak dan lingkungan. Misalnya, dengan membatasi pembangunan fasilitas pariwisata di daerah pertanian dan menerapkan kebijakan pengelolaan air yang berkelanjutan," urai Bamsoet.


Wakil Ketua Umum/Kepala Badan Bela Negara FKPPI dan Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menambahkan, terdapat beberapa tantangan utama yang dihadapi Bali dalam mencapai pariwisata berkelanjutan. Antara lain over tourism, degradasi lingkungan serta komersialisasi budaya. 


Bali menerima jutaan wisatawan setiap tahunnya yang menimbulkan tekanan besar pada infrastruktur, lingkungan, dan masyarakat lokal. Pada tahun 2024, Bali mencatat lebih dari 6,3 juta kunjungan wisatawan mancanegara, belum termasuk wisatawan domestik. Hal ini menyebabkan kemacetan, polusi, dan penurunan kualitas lingkungan.

  

Selain itu, pembangunan fasilitas pariwisata yang tidak terkendali telah menyebabkan kerusakan lingkungan, seperti pencemaran air, erosi tanah, dan hilangnya keanekaragaman hayati. Semisal, pencemaran di Pantai Kuta dan Seminyak telah menjadi masalah serius yang memengaruhi ekosistem laut.


"Karenanya, tata kelola sumber daya pariwisata yang efektif adalah kunci untuk mewujudkan pariwisata Bali yang berkelanjutan. Dengan melindungi budaya, lingkungan, dan masyarakatnya, Bali dapat terus menjadi destinasi impian bagi wisatawan sekaligus memberikan manfaat jangka panjang bagi generasi mendatang," pungkas Bamsoet. (*)