Sejarah Kota Solo, Mengapa Kota Surakarta Disebut juga Kota Solo.
Kota Surakarta, yang juga dikenal dengan nama Solo, memiliki sejarah panjang yang menarik mengenai asal-usul kedua nama tersebut. Nama "Surakarta" secara resmi digunakan ketika Paku Buwono II mendirikan Keraton Surakarta Hadiningrat pada tahun 1745 sebagai pengganti Keraton Kartasura yang hancur akibat pemberontakan. Nama ini diambil dari kata "Sura" yang berarti berani dan "Karta" yang berarti makmur, mencerminkan harapan agar kerajaan ini menjadi pusat kekuasaan yang berani dan makmur.
Namun, seiring berjalannya waktu, kota ini lebih dikenal dengan sebutan "Solo." Asal usul nama Solo konon berasal dari nama sebuah desa kecil bernama "Sala" yang terletak di tepi Sungai Bengawan Solo, lokasi di mana keraton baru dibangun. Nama desa Sala ini kemudian berkembang menjadi "Solo" dan menjadi sebutan populer di kalangan masyarakat lokal. Selain itu, nama Solo lebih mudah diucapkan dan terdengar akrab di telinga rakyat dibandingkan dengan Surakarta yang terkesan lebih formal dan aristokratis.
Penggunaan dua nama ini terus berlangsung hingga sekarang. Secara administratif dan dalam dokumen resmi, kota ini tetap disebut Surakarta. Namun dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam budaya populer dan pariwisata, nama Solo lebih sering digunakan. Inilah yang membuat Surakarta unik sebagai kota dengan dua nama yang memiliki makna sejarah dan budaya yang mendalam.
0 comments:
Post a Comment