Social Bar

Popunder

Saturday, April 5, 2025

BUDAYA MENG HAKIMI DAN MENGHUKUM PARA PENDIDIK DI INDONESIA Ditulis oleh: Prof. Rhenald Kasali (Guru Besar FE UI)

BUDAYA MENG HAKIMI DAN MENGHUKUM PARA PENDIDIK DI INDONESIA

Ditulis oleh: Prof. Rhenald Kasali (Guru Besar FE UI)





MENGAPA NETIZEN INDONESIA SANGAT MUDAH MENGHAKIMI DAN MEMBULI..?


Bahkan hingga para intelektualnyapun suka melakukan penghakiman yg sama


👌👌👌

Penting untuk dibaca sampai akhir dan di sharing 


BUDAYA MENG HAKIMI DAN MENGHUKUM PARA PENDIDIK DI INDONESIA

Ditulis oleh: Prof. Rhenald Kasali (Guru Besar FE UI)


LIMA belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah tempat anak saya belajar di Amerika Serikat. Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu telah diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat, bagus sekali. Padahal dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa.


...Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya dan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. 


Menurut saya tulisan itu buruk, logikanya sangat sederhana. Saya memintanya memperbaiki kembali, sampai dia menyerah.


Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah dipuji. 


Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai? Bukankah pendidikan memerlukan kesungguhan? 


Kalau begini saja sudah diberinilai tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri.


Sewaktu saya protes, ibu guru yang menerima saya hanya bertanya singkat. “Maaf Bapak dari mana?”


“Dari Indonesia,” jawab saya.


Dia pun tersenyum.


BUDAYA MENGHUKUM


Pertemuan itu merupakan sebuah titik balik yang penting bagi hidup saya. Itulah saat yang mengubah cara saya dalam mendidik dan membangun masyarakat.


“Saya mengerti,” jawab ibu guru yang wajahnya mulai berkerut, namun tetap simpatik itu. “Beberapa kali saya bertemu ayah-ibu dari Indonesia yang anak anaknya dididik di sini,” lanjutnya. “Di negeri Anda, guru sangat sulit memberi nilai. Filosofi kami mendidik di sini bukan untuk menghukum, melainkan untuk merangsang orang agar maju. Encouragement! ” Dia pun melanjutkan argumentasinya.


“Saya sudah 20 tahun mengajar. Setiap anak berbeda-beda. Namun untuk anak sebesar itu, baru tiba dari negara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris, saya dapat menjamin, ini adalah karya yang hebat,” ujarnya menunjuk karangan berbahasa Inggris yang dibuat anak saya.


Dari diskusi itu saya mendapat pelajaran berharga. 


Kita tidak dapat mengukur prestasi orang lain menurut ukuran kita.


Saya teringat betapa mudahnya saya menyelesaikan study saya yang bergelimang nilai “A”, dari program master hingga doktor.


Sementara di Indonesia, saya harus menyelesaikan studi jungkir balik ditengarai ancaman drop out dan para penguji yang siap menerkam. Saat ujian program doktor saya pun dapat melewatinya dengan mudah.


Pertanyaan mereka memang sangat serius dan membuat saya harus benar-benar siap. Namun suasana ujian dibuat sangat bersahabat. 


Seorang penguji bertanya dan penguji yang lain tidak ikut menekan, melainkan ikut membantu memberikan jalan begitu mereka tahu jawabannya. 


Mereka menunjukkan grafik-grafik yang saya buat dan menerangkan seterang-terangnya sehingga kami makin mengerti.


Ujian penuh puja-puji, menanyakan ihwal masa depan dan mendiskusikan kekurangan penuh keterbukaan.


Pada saat kembali ke Tanah Air, banyak hal sebaliknya sering saya saksikan. Para pengajar bukan saling menolong, malah ikut “menerkam/menelan” mahasiswanya yang duduk di bangku ujian.


***


Etika seseorang penguji atau promotor membela atau meluruskan pertanyaan, penguji marah-marah, tersinggung, dan menyebarkan berita tidak sedap seakan-akan kebaikan itu ada udang di balik batunya. 


Saya sempat mengalami frustrasi yang luar biasa menyaksikan bagaimana para dosen menguji, yang maaf, menurut hemat saya sangat tidak manusiawi.


Mereka bukan melakukan encouragement, melainkan discouragement. 


Hasilnya pun bisa diduga, kelulusan rendah dan yang diluluskan pun kualitasnya tidak hebat-hebat betul. 


Orang yang tertekan ternyata belakangan saya temukan juga menguji dengan cara menekan. Ada semacam balas dendam dan kecurigaan.


Saya ingat betul bagaimana guru-guru di Amerika memajukan anak didiknya. 


Saya berpikir pantaslah anak-anak di sana mampu menjadi penulis karya-karya ilmiah yang hebat, bahkan penerima Hadiah Nobel. 


Bukan karena mereka punya guru yang pintar secara akademis, melainkan karakternya sangat kuat: karakter yang membangun, bukan merusak.


Kembali ke pengalaman anak saya di atas, ibu guru mengingatkan saya. “Janganlah kita mengukur kualitas anak-anak kita dengan kemampuan kita yang sudah jauh di depan,” ujarnya dengan penuh kesungguhan.


Saya juga teringat dengan rapor anak-anak di Amerika yang ditulis dalam bentuk verbal.


Anak-anak Indonesia yang baru tiba umumnya mengalami kesulitan, namun rapornya tidak diberi nilai merah, melainkan diberi kalimat yang mendorongnya untuk bekerja lebih keras, seperti berikut. “Sarah telah memulainya dengan berat, dia mencobanya dengan sungguh-sungguh. Namun Sarah telah menunjukkan kemajuan yang berarti.”


Malam itu saya mendatangi anak saya yang tengah tertidur dan mengecup keningnya. 


Saya ingin memeluknya di tengah-tengah rasa salah telah memberi penilaian yang tidak objektif.


Dia pernah protes saat menerima nilai E yang berarti excellent (sempurna), tetapi saya mengatakan “gurunya salah”. Kini saya melihatnya dengan kacamata yang berbeda.


MELAHIRKAN KEHEBATAN


Bisakah kita mencetak orang-orang hebat dengan cara menciptakan hambatan dan rasa takut? 


Bukan tidak mustahil kita adalah generasi yang dibentuk oleh sejuta ancaman: gesper, rotan pemukul, tangan bercincin batu akik, kapur, dan penghapus yang dilontarkan dengan keras oleh guru, sundutan rokok, dan seterusnya.


Kita dibesarkan dengan seribu satu kata-kata ancaman: Awas…; Kalau,…; Nanti,…; dan tentu saja tulisan berwarna merah menyala di atas kertas ujian dan rapor di sekolah.


Sekolah yang membuat kita tidak nyaman mungkin telah membuat kita menjadi lebih disiplin. 


Namun di lain pihak dia juga bisa mematikan inisiatif dan mengendurkan semangat. 


Temuan-temuan baru dalam ilmu otak ternyata menunjukkan otak manusia tidak statis, melainkan dapat mengerucut (mengecil) atau sebaliknya, dapat tumbuh.


Semua itu sangat tergantung dari ancaman atau dukungan (dorongan) yang didapat dari orang-orang di sekitarnya. 


Dengan demikian kecerdasan manusia dapat tumbuh, sebaliknya dapat menurun. Seperti yang sering saya katakan, ada orang pintar dan ada orang yang kurang pintar atau bodoh.


Tetapi juga ada orang yang tambah pintar dan ada orang yang tambah bodoh.


Mari kita renungkan dan mulailah mendorong kemajuan, bukan menaburkan ancaman atau ketakutan. 


Bantulah orang lain untuk maju, bukan dengan menghina atau memberi ancaman yang menakut-nakuti.




Hajjah Rangkayo Rasuna Said (1910 - 1965)

 Hajjah Rangkayo Rasuna Said (1910 - 1965)




Orang jarang yang paham kalau RASUNA SAID yang namanya di abadikan sebagai nama jalan di Jakarta Selatan, adalah seorang wanita, termasuk Pribumi BETAWI jarang yang mengetahuinya.


Hajjah Rangkayo Rasuna Said lahir di Maninjau, Agam, Sumatera Barat, 14 September 1910.

Meninggal di Jakarta, 2 November 1965 pada umur 55 tahun, Beliau adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia dan juga merupakan pahlawan nasional Indonesia.

Seperti Kartini, Beliau juga memperjuangkan adanya persamaan hak antara pria dan wanita. Beliau dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta. Persatoean Indonesia 1933/es.





Sumber foto : Perpustakaan Nasional

Friday, April 4, 2025

Pembantaian Keturunan Majapahit oleh Kesultanan Demak (1478-1518) : Tragedi Akhir Majapahit

 Pembantaian Keturunan Majapahit oleh Kesultanan Demak (1478-1518) : Tragedi Akhir Majapahit




Kerajaan Majapahit, kerajaan Hindu-Buddha terbesar di Nusantara, mengalami kemunduran drastis setelah wafatnya Hayam Wuruk dan semakin diperparah oleh perang saudara dalam Perang Paregreg (1405-1406).


Pada tahun 1478, Kesultanan Demak yang dipimpin oleh Raden Patah menyerang dan menaklukkan sisa-sisa kekuatan Majapahit. Namun, tidak hanya sekadar merebut kekuasaan, pasukan Demak juga melakukan pembantaian besar-besaran terhadap keturunan kerajaan Majapahit, mengakhiri sisa-sisa dinasti yang pernah berjaya di Nusantara.


---


Latar Belakang: Runtuhnya Majapahit


Setelah perang saudara dan melemahnya ekonomi akibat tekanan dari Kesultanan Malaka dan pedagang Islam, Majapahit semakin kehilangan kekuatannya. Pada tahun 1478, Prabu Girindrawardhana (raja terakhir Majapahit) menghadapi serangan besar dari Kesultanan Demak yang mengklaim dirinya sebagai penerus sah Majapahit melalui garis keturunan dari ibu Raden Patah.


Demak yang sudah menjadi kekuatan Islam utama di Jawa melihat Majapahit sebagai kerajaan yang lemah dan siap untuk dihancurkan.


---


Serangan dan Pembantaian Keturunan Majapahit


1. Penyerbuan ke Istana Majapahit (1478)


Pasukan Demak dipimpin oleh Raden Patah dan Sunan Kudus melakukan serangan besar ke ibu kota Majapahit.


Pertahanan Majapahit yang lemah tidak mampu menahan serangan, dan istana dengan cepat jatuh ke tangan pasukan Islam.


2. Pembantaian Keluarga Kerajaan dan Bangsawan Majapahit


Setelah istana dikuasai, terjadi pembantaian besar-besaran terhadap bangsawan dan keturunan kerajaan Majapahit.


Para pangeran dan pejabat tinggi yang masih setia kepada Hindu-Buddha dibunuh atau dipaksa masuk Islam.


Kuil-kuil dan bangunan keagamaan Hindu-Buddha dihancurkan atau dialihfungsikan menjadi masjid dan pesantren.


3. Pelarian Keturunan Majapahit ke Bali dan Blambangan


Sebagian kecil bangsawan Majapahit yang selamat melarikan diri ke Bali, di mana mereka mendirikan Kerajaan Gelgel, cikal bakal Kesultanan Klungkung.


Blambangan (di ujung timur Jawa) menjadi salah satu benteng terakhir Hindu di Jawa dan terus bertahan hingga abad ke-18 sebelum akhirnya ditaklukkan oleh Mataram dan Belanda.


---


Dampak dan Warisan Sejarah


1. Akhir Era Hindu-Buddha di Jawa

Dengan jatuhnya Majapahit dan pembantaian keluarga kerajaan, pengaruh Hindu-Buddha di Jawa mulai menghilang.

Kesultanan-kesultanan Islam seperti Demak, Cirebon, dan Banten mulai mendominasi Pulau Jawa.


2. Majapahit Digantikan oleh Kesultanan Demak

Demak mengklaim dirinya sebagai penerus Majapahit, tetapi dalam versi Islam.

Raden Patah memerintah dengan dasar Islam dan mengubah sistem kerajaan yang sebelumnya berbasis Hindu-Buddha.


3. Perlawanan di Blambangan dan Bali

Blambangan bertahan sebagai kerajaan Hindu terakhir di Jawa hingga abad ke-18.

Bali menjadi pusat budaya Hindu di Nusantara dan tetap bertahan hingga sekarang.


---


Kesimpulan

Tragedi pembantaian keturunan Majapahit oleh Kesultanan Demak menandai salah satu peristiwa paling berdarah dalam sejarah Nusantara. Peristiwa ini menjadi simbol peralihan besar dari era Hindu-Buddha ke era Islam di Jawa, sekaligus mengakhiri salah satu kerajaan terbesar yang pernah ada di Indonesia.

Meski Majapahit telah runtuh, jejak kejayaannya tetap hidup dalam budaya, seni, dan sejarah Indonesia hingga hari ini.



Thursday, April 3, 2025

Ada pepatah kuno dari penduduk asli Amerika yang mengatakan: “Jika Anda merasa sedang menunggangi kuda mati, strategi terbaik adalah turun dari kuda tersebut”

 Ada pepatah kuno dari penduduk asli Amerika yang mengatakan: “Jika Anda merasa sedang menunggangi kuda mati, strategi terbaik adalah turun dari kuda tersebut”





“Teori kuda mati” adalah sebuah metafora yang menggambarkan situasi di mana individu atau organisasi terus menginvestasikan upaya pada sesuatu yang tidak lagi layak atau berguna.


Hal ini berasal dari pepatah: “Ketika Anda menemukan bahwa Anda mengendarai kuda mati, strategi terbaik adalah turun dari kuda tersebut”. Namun, alih-alih turun dari kuda, orang sering kali mencoba strategi yang tidak efektif, seperti mengganti penunggang kuda atau membeli cambuk yang lebih kuat.


Metafora ini sering digunakan dalam bisnis untuk menyoroti resistensi terhadap perubahan atau kurangnya kemampuan beradaptasi dalam menghadapi proyek-proyek yang gagal.


Contoh klasiknya adalah kasus Kodak.

Selama beberapa dekade, Kodak memimpin industri fotografi, tetapi ketika teknologi digital mulai merevolusi pasar, perusahaan ini terlalu lama berpegang teguh pada bisnis film fotografi tradisionalnya. Alih-alih beradaptasi dengan cepat terhadap pergeseran digital, Kodak terus berinvestasi pada model tradisionalnya, dengan keyakinan bahwa fotografi digital tidak akan menggantikannya. Pada akhirnya, kegagalan untuk beradaptasi ini membuat perusahaan ini mengalami kebangkrutan pada tahun 2012.


Kasus ini menggambarkan bagaimana resistensi terhadap perubahan dan investasi pada strategi yang gagal dapat menyebabkan kegagalan, menggarisbawahi pentingnya mengenali kapan harus membongkar dan menjadi fleksibel dalam menghadapi keadaan baru. 


Menurut saya, metafora ini berlaku untuk berbagai aspek kehidupan kita, hubungan pribadi, pekerjaan, ide, yang kita pegang teguh namun pada kenyataannya sudah menjadi ‘kuda mati’.



Elder of Pagung village in Kediri dries wooden puppet of Semar that is more than 6 centuries old. He also does ritual of asking blessings from God for all people. Semar is a character in Wayang Mbah Gandrung, a wooden puppet specifically for "ruwatan" (ritual for cleansing negativities) which only exists in Pagung Village. When performed, the puppets and woodenpuppet

Elder of Pagung village in Kediri dries wooden puppet of Semar that is more than 6 centuries old




Elder of Pagung village in Kediri dries wooden puppet of Semar that is more than 6 centuries old. He also does ritual of asking blessings from God for all people. Semar is a character in Wayang Mbah Gandrung, a wooden puppet specifically for "ruwatan" (ritual for cleansing negativities) which only exists in Pagung Village. When performed, the puppets and woodenpuppet 



Tuesday, April 1, 2025

Anak asal Indonesia berhasil mengubah ukurang 16 GB menjadi 16 MB tanpa mengurangi resolusi gambar Ditolak 11 kali di negara sendiri, namun dihargai oleh Google

Anak asal Indonesia berhasil mengubah ukurang 16 GB menjadi 16 MB tanpa mengurangi resolusi gambar 

Ditolak 11 kali di negara sendiri, namun dihargai oleh Google 



Christopher Farrel Millenio Kusuma (17). Prinsip hidup itulah yang akhirnya menjadi kunci bagi siswa SMA Negeri 8 Yogyakarta ini menapakkan kakinya di Mountain View, California, Amerika.

Referensi : 

https://regional.kompas.com/read/2017/11/23/11092141/penelitiannya-ditolak-11-kali-di-indonesia-siswa-dari-yogya-ini-malah





Salut 👍👍 !! 

Siswa SMA Ini Akhirnya Diundang Google Setelah 11 Kali Ditolak Ajang Kompetisi Indonesia . 


Apakah kamu pernah membayangkan pergi ke luar negri?

Bukan, bukan untuk jalan-jalan tetapi untuk mengikuti sebuah kompetisi.


Itulah yang dialami oleh seorang sisa dari Yogyakarta.

Pantang menyerah, inilah prinsip hidup yang dipegang oleh Christopher Farrel Millenio Kusuma (17).


Prinsip hidup itulah yang akhirnya menjadi kunci bagi siswa SMA Negeri 8 Yogyakarta ini menapakkan kakinya di Mountain View, California, Amerika.


Kedatangan anak pasangan Monovan Sakti Jaya Kusuma dan Hening Budi Prabawati ke Negeri Paman Sam bukan untuk berlibur, melainkan memenuhi undangan salah satu perusahaan kelas dunia, Google.


Pengalaman diundang Google menjadi peristiwa bersejarah dalam hidup dan tidak pernah dapat dilupakan oleh Christopher Farrel Millenio Kusuma.


Remaja yang akrab disapa Farrel ini mengaku mendapat undangan dari Google karena penelitiannya tentang "Data Compression using EG and Neural Network Algorithm for Lossless Data".


"Berangkat ke sana, karena proposal penelitian saya berjudul 'Data Compression using EG and Neural Network Algorithm for Lossless Data' lolos," kata Farrel saat ditemui Kompas . com di SMA Negeri 8 Yogyakarta, Rabu (22/11/20**).


Ide penelitian yang mengantarkannya ke Google berawal dari hal sepele.

Farrel ingin mengunduh sebuah game.

Namun kuota data yang dimilikinya terbatas.

Waktu itu, Farrel masih duduk di kelas 1 SMA.


"Awalnya itu ingin men-download game, tapi kuota terbatas padahal saya ingin sekali main game itu.

Lalu kepikiran, bagaimana caranya mengecilkan game itu, biar bisa main," tuturnya sembari tertawa.


Dari keinginannya main game tersebut, Christopher Farrel Millenio lalu mulai mencari di internet cara mengecilkan data.

Dari pencariannya itu, remaja berusia 17 tahun ini menemukan data compression atau pemampatan data.


"Saya iseng-iseng mencari lalu riset dan ternyata, data compression belum begitu berkembang, ya lalu muncul ide untuk meneliti karena dampaknya luas juga," katanya.


Sejak kelas 1 SMA, Farrel melakukan penelitian lebih serius tentang data compression.

Setelah kurang lebih satu setengah tahun, remaja kelahiran Yogyakarta, 1 Januari 2000 ini berhasil menciptakan penelitian yang diberi judul "Data Compression using EG and Neural Network Algorithm for Lossless Data".


Hasil penelitiannya itu lalu diajukan ke ajang kompetisi di Indonesia baik regional maupun nasional. Sebab, menurutnya, belum ada orang Indonesia yang meneliti secara khusus mengenai data compression padahal dampak positifnya begitu besar.


Namun upayanya itu tidak membuahkan hasil.

Diajukan sejak tahun 2016, proposal penelitian milik Farrel selalu ditolak.

"Ya, kalau dihitung sampai 11 kali tidak diterima," katanya.

Penolakan itu tidak membuat Farrel berkecil hati.


Justru hal itu malah membuat semangat remaja berkaca mata itu kian membara.

Dia terus berusaha menyempurnakan penelitiannya baik dari sisi teori hingga penulisannya.


Sebab, remaja kelahiran Yogyakarta ini yakin suatu saat penelitiannya akan diterima.


"(Saya) tidak menyalahkan panitia, tetapi diri saya sendiri dan mengevaluasi. Mungkin cara saya menyampaikannya kurang tepat sehingga mereka sulit memahami, jadi terus disempurnakan sampai-sampai membuat delapan versi," tandasnya.


Belasan kali gagal tak membuat Farrel menyerah

Sebab dalam prinsip hidupnya, menyerah bukanlah solusi dan menyerah adalah kesalahan dalam hidup.

Karenanya, dalam kamus hidup Farrel tidak ada kata menyerah.


"Thomas Alva Edison 1.000 kali gagal, mosok saya baru 11 kali terus menyerah. Untuk jadi Alva Edison saya butuh 989 kali mencoba, saya hitung terus dan masih lama, masih lama," urainya.


Sampai suatu hari, Farrel melihat sebuah pengumuman dari Google di media online tentang lomba penelitian.

Ia pun tidak ingin melewatkan kesempatan itu dengan mengajukan proposal ke perusahaan raksasa teknologi itu.


"Namanya submit reset, saya sudah pasrah dan enggak mikir diterima. Eh, ternyata setelah satu minggu ada email masuk, memberitahu kalau saya lolos," kata Farrel.


Setelah dinyatakan lolos, Farrel masih harus menjalani tes wawancara untuk memastikan penelitiannya adalah asli karyanya.

Dalam wawancara itu, Farrel ditanya mengenai dasar pemikiran, teori sampai dampak penelitiannya.


"Saat dinyatakan lolos wawancara, satu yang saya pikirkan, yakni uang, karena tidak ada biaya akomodasi. Lalu saya hanya ada waktu dua minggu untuk mengurus surat-surat, termasuk mencari uang akomodasi. Tapi ternyata Tuhan memberi jalan, dapat sponsor dan mengurus visa bisa cepat, sampai akhirnya berangkat," tandasnya.


Anak asal Indonesia berhasil mengubah ukurang 16 GB menjadi 16 MB tanpa mengurangi resolusi gambar 

Ditolak 11 kali di negara sendiri, namun dihargai oleh Google 




Monday, March 31, 2025

PCO (Professional Conference Organizer)

 PCO 

(Professional Conference Organizer)




PCO dapat merujuk pada Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) yang bertugas menyampaikan pesan-pesan dari pemerintah. 


Tugas Professional Conference Organizer (PCO) mencakup perencanaan, pengelolaan, dan koordinasi semua aspek konferensi, mulai dari perencanaan awal hingga pelaksanaan acara, termasuk manajemen keuangan, pemasaran, logistik, dan registrasi peserta. 


Berikut adalah rincian tugas-tugas PCO :

- Perencanaan Acara:

- Merencanakan konsep acara, tujuan, dan sasaran. 

- Menentukan tema, format, dan agenda acara. 

- Memilih lokasi, tanggal, dan waktu yang tepat. 


Manajemen Keuangan :

- Mengelola anggaran acara, termasuk biaya operasional, vendor, dan promosi. 

- Memastikan efisiensi pengeluaran dan pencapaian target anggaran. 


Pemasaran dan Promosi :

- Mengembangkan strategi pemasaran untuk menarik peserta dan sponsor. 

- Mengelola kampanye promosi melalui berbagai media. 

- Meningkatkan visibilitas acara dan menarik audiens yang tepat. 


Registrasi dan Manajemen Peserta :

- Mengelola proses pendaftaran peserta secara online atau offline. 

- Memantau jumlah peserta dan memastikan kelancaran registrasi. 

- Menyiapkan sistem manajemen peserta (misalnya, badge, program acara). 


Pengelolaan Logistik :

- Mengatur transportasi, akomodasi, dan makan peserta. 

- Menyiapkan fasilitas teknis (audio, visual, internet). 

- Mengkoordinasikan vendor dan pemasok. 


Penyediaan Konten dan Program :

- Menentukan materi presentasi, sesi, dan kegiatan acara. 

- Menghubungi pembicara dan memastikan kelancaran presentasi. 

- Memastikan kualitas konten dan relevansi dengan tema acara. 


Pengelolaan Acara :

- Mengkoordinasikan semua aspek acara selama pelaksanaan. 

- Memantau jalannya acara dan mengatasi masalah yang mungkin timbul. 

Menilai keberhasilan acara dan mengumpulkan umpan balik dari peserta. 




Sunday, March 30, 2025

PRESIDEN RIYOYO GAK DUWE DUIT.

 PRESIDEN RIYOYO GAK DUWE DUIT. 




Presiden RI pertama Ir Soekarno menyimpan sejumlah kisah  menarik menjelang Idul Fitri.  Meskipun seorang Presiden, Bung Karno ternyata tdk beda dg rakyat biasa ketika menghadapi Lebaran.


Menjelang Lebaran, sang Proklamator menemui mantan Menteri Luar Negeri DR. Roeslan Abdulgani agar dicarikan uang. Cak, tilpuno Anang Thayib, kondo’o nek aku gak duwe dhuwik, kata Bung Karno. (Cak, teleponkan Anang Thayib, beritahu kalau aku tak punya uang).


Anang adalah keponakan Roeslan, tinggal di Gresik, seorang pengusaha peci (kopiyah) merek Kuda Mas yg sering dikenakan oleh Soekarno. Roeslan : Beri aku satu peci bekasmu, saya akan lelang, kata Roeslan Abdulgani. Iso payu piro Cak..? tanya Soekarno.


Wis ta laa, serahno ae soal iku nang aku. Sing penting beres, sahut Roeslan. (Sudahlah, serahkan saja soal itu pada saya yg penting beres). Roeslan lalu menyerahkan kepada Anang satu peci yg bekas dipakai Soekarno. Roeslan kaget, ternyata jumlah peserta lelang begitu banyak, semuanya pengusaha asal Gresik dan Surabaya. 

Tapi yang membuatnya sangat terkejut ternyata Anang melelang 3 peci.


Saudara-2, kata Anang. Sebenarnya hanya satu peci yg pernah dipakai Bung Karno. Tetapi saya tidak tahu lagi mana yg asli bekas Bung Karno. Yang penting ikhlas atau tidak..? Ikhlas..!!! seru para peserta lelang antusias. Alhamdulillah, sahut Anang. Dalam waktu singkat terkumpul uang 10 juta rupiah. (kala itu sangat besar nilainya).  Semua uang itu segera diserahkan Anang kepada Reslan.


Hei…asline lak siji se, kata Roeslan. (Yang asli cuma satu kan..?). Iyaa... sebenarnya dua peci lainnya itu yg akan saya berikan untuk Bung Karno, kata Anang.


Tapi kok kedua peci itu jelek..? Memang sengaja saya buat jelek. Saya ludahi, saya basahi, saya kasih minyak, supaya kelihatan bekas dipakai, sahut Anang. Koen iki kurang ajar Nang, mbujuki wong akeh,' Roeslan ekting ngamuk. (Kamu kurang ajar Nang Nang... nipu banyak orang).


Nek gak ngono gak oleh dhuwik akeh, enteng saja Anang menjawabnya.  (Kalau nggak begitu mana mungkin bisa dapat banyak uang).


Roeslan kemudian menyerahkan semua uang hasil lelang kepada Soekarno. Cak, kok akeh men dhuwike…? Bung Karno kaget. (Banyak banget uangnya). Iku akal-akalane Anang, jelas Roeslan. (Itu semua akal-akalan Anang). Roeslan pun menceritakan bagaimana cara Anang mengganda kan peci.


Kurang ajar Anang..! Nek ngono sing duso aku apa Anang..? tanya Bung Karno. (Kalau begitu yg berdosa saya atau Anang ?). Anang…singkat saja sahutan Roeslan.

Dhuwik sakmono akehe jange digawe apa Bung..? tanya Roeslan. (Uang begitu banyak sbenarnya akan digunakan untuk apa Bung..?).


Gawe Zakat Fitrahku… Gowoen kabeh dhuwik iki nang Makam Sunan Giri.  Dumno nang wong-2 melarat nok kono, kata Bung Karno.  (Untuk Zakat Fitrahku. Bawa semua uang ini ke Makam Sunan Giri. Bagikan pada orang-2 miskin di sana…., jawab Soekarno).

Cerita ini dipetik dari Buku Suka Duka Fatmawati Sukarno.-




Saturday, March 29, 2025

Etos Kerja

 Etos Kerja




Etos kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas seseorang atau kelompok. Etos kerja yang baik dapat diwujudkan melalui sikap dan perilaku positif. 


Ciri-ciri etos kerja yang baik  :

- Bertanggung jawab

- Disiplin

- Menghargai waktu

- Inisiatif dan responsif

- Dedikasi tinggi

- Mau bekerja sama

- Ulet dan tekun

- Memiliki jiwa kepemimpinan


Manfaat etos kerja :

- Mencerminkan kualitas diri

- Membantu mencapai tujuan karier

- Membantu memposisikan diri untuk peluang kerja yang lebih baik

- Membangun citra diri yang baik

- Membangun reputasi yang baik di lingkungan kerja

- Membantu meningkatkan kepercayaan rekan kerja


Cara meningkatkan etos kerja :

- Memiliki keyakinan dalam diri saat mengerjakan suatu hal

- Memiliki tekad bekerja keras demi memberikan yang terbaik

- Memiliki sikap positif seperti karakteristik utama seseorang

- Memiliki kode perilaku, kode etik, kode moral, spirit dasar, prinsip, aspirasi, hingga pemikiran dasar

- Memiliki rasa memiliki atau mencintai pekerjaa



Kontrol Sosial

Kontrol Sosial




Kontrol sosial adalah proses di mana masyarakat mengarahkan dan mengatur perilaku individu agar sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku, bertujuan untuk menjaga stabilitas dan ketertiban sosial. 


Definisi :

Kontrol sosial adalah upaya untuk mencegah penyimpangan sosial dan mendorong masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku. 


Tujuan :

- Menciptakan ketertiban dan keserasian dalam hidup berdampingan. 

- Mengurangi perilaku menyimpang. 

- Membuat pelaku penyimpangan menyadari kesalahan dan mau memperbaiki diri. 

- Membuat masyarakat memahami dan menanamkan nilai dan norma. 


Cara Kerja :

Kontrol sosial dapat dilakukan melalui berbagai cara, baik preventif (sebelum terjadi penyimpangan) maupun represif (setelah terjadi penyimpangan). 


Contoh :

- Preventif : Sosialisasi norma, pendidikan, penyuluhan, dan nasihat. 

- Represif : Konsekuensi bagi pelanggar, hukuman, nasihat, dan penyuluhan. 


Jenis :

- Formal : Dilakukan oleh lembaga resmi (misalnya, hukum, sekolah). 

- Informal : Dilakukan dalam kelompok masyarakat (misalnya, keluarga, teman). 

- Preventif : Dilakukan sebelum terjadi penyimpangan. 

- Represif : Dilakukan setelah terjadi penyimpangan. 


Fungsi :

- Membantu masyarakat untuk mematuhi aturan-aturan yang berlaku. 

- Mencegah penyimpangan sosial. 

- Menciptakan ketertiban dan keserasian dalam masyarakat. 


Contoh dalam kehidupan sehari-hari :

- Di keluarga, orang tua mengajarkan nilai dan norma kepada anak. 

- Di sekolah, siswa diajarkan untuk mematuhi aturan sekolah. 

- Di masyarakat, orang-orang saling mengingatkan untuk tidak melakukan tindakan yang melanggar norma. 

- Lingkungan perumahan subsidi bebas premanisme. Karena penyebabnya kelompok premanisme borong rumah subsidi RSS akhirnya untuk mencukupi angsurannya Kelompok ini terpaksa melakukan modus premanisme di perumahan subsidi RSS (kasus di perumahan Ngriya Ngronggo Kota Kediri, kotamadya Kediri). Diduga ada beberapa titik.

Semoga pihak POLDA JATIM (RESKRIMSUS) & TIPIKOR cepat tanggap. Surat sudah dilayangkan ke Kementerian Perumahan & Lapor Mas Wapres Gibran.


Catatan :

Kasus tersebut tidak hanya kriminal, namun sudah ranah TIPIKOR (menyalah gunakan wewenang borong rumah subsidi RSS/ uang rakyat)



Kronologi Dalam Peristiwa

 Kronologi Dalam Peristiwa




kronologi adalah ilmu tentang waktu yang menjadi ilmu bantu sejarah dalam menyususn peristiwa atau kejadian sesuai urutan waktu terjadinya. Periodisasi adalah bagian dari sejarah yang bertugas membuat klasifikasi dari peristiwa-peristiwa sejarah dalam tahap-tahap dan pembabakan waktu.


Kronologi dapat bermanfaat untuk : 

- Memahami urutan kejadian secara rinci tanpa ada yang terlewat

- Memudahkan dalam proses pencarian bahan untuk memproses perkara secara hukum

- Membantu dalam menyusun periodisasi peristiwa kejadian 

- Membantu dalam menyusun kronologi konflik



Kronologi Masalah

 Kronologi Masalah 




Kronologi secara harfiah adalah urutan waktu dari sebuah kejadian atau peristiwa. Sedangkan kasus adalah sebuah peristiwa atau kejadian yang berkaitan dengan hukum. Jika disatukan kronologi kasus memiliki arti urutan waktu dari sebuah peristiwa hukum.


Kronologi dapat bermanfaat untuk : 

- Memahami urutan kejadian secara rinci tanpa ada yang terlewat

- Memudahkan dalam proses pencarian bahan untuk memproses perkara secara hukum

- Membantu dalam menyusun periodisasi peristiwa kejadian 

- Membantu dalam menyusun kronologi konflik



Dalam Menghadapi Musuh Tak Ada Yang Lebih Mengena Dari Pada Kasih Sayang (Cut Nyak Dhien)

Dalam Menghadapi Musuh Tak Ada Yang Lebih Mengena Dari Pada Kasih Sayang 

(Cut Nyak Dhien)




Cut Nyak Dhien, pahlawan nasional dari Aceh, pernah mengungkapkan bahwa kasih sayang adalah senjata yang ampuh dalam menghadapi musuh. 



Cut Nyak Dhien adalah pahlawan perempuan Islam yang terkenal dalam perlawanannya melawan penjajah Belanda. 


Ia tidak pernah gentar dan terus memimpin perlawanan terhadap Belanda, meski seorang wanita. 


Cut Nyak Dhien mengajarkan tentang keberanian, ketekunan, dan cinta tanah air. 


Ia juga dikenal sebagai sosok yang mengajarkan ilmu agama kepada masyarakat. 


Cut Nyak Dhien dijuluki Ibu Perbu atau ibu suci. 


Semangat perjuangan Cut Nyak Dhien masih relevan di era modern, terutama dalam konteks pemberdayaan perempuan. 


Nama Cut Nyak Dien sering digunakan sebagai simbol dalam kampanye kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. 


Cut Nyak Dhien memberi contoh kepada kita tentang pentingnya mempertahankan harga diri bangsa. 







Mengapa Orang Melakukan Kejahatan ? Oleh: Margaretha Dosen Psikologi Forensik, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Surabaya

 Mengapa Orang Melakukan Kejahatan ?

Oleh: Margaretha
Dosen Psikologi Forensik, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Surabaya




Link : https://psikologi.unair.ac.id/artikel-mengapa-orang-melakukan-kejahatan/

 

Apa yang menyebabkan sebagian individu bisa melakukan kekerasan, penipuan, dan merugikan orang lain sedang yang lain tidak melakukan kejahatan pada orang lain? Tulisan pendek ini akan mengulas definisi, bentuk dan beberapa penjelasan Psikologi yang sering digunakan untuk menjelaskan perilaku kejahatan


Definisi kejahatan

Ketika berbicara tentang kejahatan, sebenarnya banyak hal yang dapat diulas. Paling tidak dimulai dengan definisi kejahatan. Kejahatan sering diartikan sebagai perilaku pelanggaran aturan hukum akibatnya seseorang dapat dijerat hukuman. Kejahatan terjadi ketika seseorang melanggar hukum baik secara langsung maupun tidak langsung, atau bentuk kelalaian yang dapat berakibat pada hukuman. Dalam perspektif hukum ini, perilaku kejahatan terkesan aktif, manusia berbuat kejahatan. Namun sebenarnya “tidak berperilaku” pun bisa menjadi suatu bentuk kejahatan, contohnya: penelantaran anak atau tidak melapor pada pihak berwenang ketika mengetahui terjadi tindakan kekerasan pada anak di sekitar kita.

Adapula perspektif moral. Perilaku dapat disebut sebagai kejahatan hanya jika memiliki 2 faktor: 1) mens rea (adanya niatan melakukan perilaku), dan 2) actus reus (perilaku terlaksana tanpa paksaan dari orang lain). Contohnya: pembunuhan disebut kejahatan ketika pelaku telah memiliki niat menghabisi nyawa orang lain, serta ide dan pelaksanaan perilaku pembunuhan dimiliki pelaku sendiri tanpa paksaan dari orang lain. Jika pelaku ternyata memiliki gangguan mental yang menyebabkan niatnya terjadi diluar kesadaran, contoh: perilaku kejahatan terjadi pada saat tidur atau tidak sadar, maka faktor mens rea-nya dianggap tidak utuh, atau tidak bisa secara gamblang dinyatakan sebagai kejahatan, karena orang dengan gangguan mental tidak bisa dimintai pertanggungjawaban atas perilakunya (Davies, Hollind, & Bull, 2008).


Bentuk kejahatan

Selanjutnya, ketika membicarakan kejahatan kita juga perlu mengidentifikasi pelaku dan korban. Pelaku adalah orang yang melakukan tindakan melanggar hak dan kesejahteraan hidup seseorang, sedangkan korban adalah orang yang terlanggar hak dan kesejahteraan hidupnya. Pada kasus pidana, identifikasi akan berkaitan dengan pembuatan tuntutan dan pertanggungjwaban hukum. Walaupun begitu, terkadang tidak mudah mengidentifikasi pelaku dan korban, terutama pada kasus dimana pelaku adalah korbannya juga, contohnya: pelaku prostitusi sebenarnya juga adalah korban dari perilakunya.

Kejahatan secara umum dapat dibedakan dalam beberapa macam: kejahatan personal (pelaku dan korban kejahatan adalah sama), interpersonal (ada pelaku yang merugikan orang lain), dan kejahatan sosial masyarakat (efek kejahatan pelaku merugikan kehidupan orang banyak di masyarakat). Dari segi pelaksanaannya kejahatan juga bisa dibagi menjadi kejahatan terorganisir (sering disebut kejahatan “kerah putih” yang memiliki sistem dan perencanaan serta keahlian dalam melakukan kejahatan) dan tidak teroganisir (kejahatan yang dilakukan tanpa perencanaan dan dilakukan oleh orang yang belum punya keahlian khusus atau amatir). Secara pidana, ada beberapa contoh perilaku kejahatan: pembunuhan, tindak kekerasan, pemerkosaan, pencurian, perampokan, perampasan, penipuan, penganiayaan, penyalahgunaan zat dan obat, dan banyak lagi yang lain.


Teori kejahatan

Begitu banyaknya bentuk dan macam kejahatan, maka menarik untuk mengetahui apa hal yang menyebabkan orang bisa melakukan tindak kejahatan. Sebenarnya sejak dulu manusia berusaha menjelaskan mengapa beberapa orang menjadi penjahat. Penjelasan paling awal adalah Model Demonologi. Dulu dianggap bahwa perilaku kriminal adalah hasil dari pengaruh roh jahat. Maka cara untuk menyembuhkan gangguan mental dan perilaku jahat adalah mengusir roh kejahatan, biasanya dilakukan dengan beberapa cara menyiksa, mengeluarkan bagian tubuh yang dianggap jahat (misalkan darah, atau bagian organ tubuh lainnya).

Namun dalam kajian Psikologi Forensik, dikenal beberapa pendekatan teoritis yang digunakan untuk menjelaskan perilaku kejahatan: Kriminologi awal (Cesare Lombroso), Psikoanalisa (Sigmund Freud), dan Teori Bioekologi-Sosial.

Cesare Lombroso adalah seorang kriminolog Italia yang pada tahun 1876 menjelaskan teori ‘determinisme antropologi’ yang menyatakan kriminalitas adalah ciri yang diwariskan atau dengan kata lain seseorang dapat dilahirkan sebagai “kriminal”. Ciri kriminal dapat diidentifikasi dengan ciri fisik seseorang, contohnya: rahang besar, dagu condong maju, dahi sempit, tulang pipi tinggi, hidung pipih atau lebar terbalik, dagu besar, sangat menonjol dalam penampilan, hidung bengkok atau bibir tebal, mata licik, jenggot minim atau kebotakan dan ketidakpekaan terhadap nyeri, serta memiliki lengan panjang. Ia menyimpulkan juga kebanyakan kejahatan dilakukan oleh laki-laki. Perempuan yang melakukan kejahatan artinya terjadi degenarasi atau kemunduran. Ia berpandangan harusnya sikap pasif, kurangnya inisiatif dan intelektualitas perempuan membuatnya sulit melakukan kejahatan.

Sigmund Freud dalam perspektif Psikoanalisa memiliki pandangan sendiri tentang apa yang menjadikan seorang kriminal. Ketidakseimbangan hubungan antara Id, Ego dan Superego membuat manusia lemah dan akibatnya lebih mungkin melakukan perilaku menyimpang atau kejahatan. Freud menyatakan bahwa penyimpangan dihasilkan dari rasa bersalah yang berlebihan sebagai akibat dari superego berlebihan. Orang dengan superego yang berlebihan akan dapat merasa bersalah tanpa alasan dan ingin dihukum; cara yang dilakukannya untuk menghadapi rasa bersalah justru dengan melakukan kejahatan. Kejahatan dilakukan untuk meredakan superego karena mereka secara tidak sadar sebenarnya menginginkan hukuman untuk menghilangkan rasa bersalah.

Selain itu, Freud juga menjelaskan kejahatan dari prinsip “kesenangan”. Manusia memiliki dasar biologis yang sifatnya mendesak dan bekerja untuk meraih kepuasan (prinsip kesenangan). Di dalamnya termasuk keinginan untuk makanan, seks, dan kelangsungan hidup yang dikelola oleh Id. Freud percaya bahwa jika ini tidak bisa diperoleh secara legal atau sesuai dengan aturan sosial, maka orang secara naluriah akan mencoba untuk melakukannya secara ilegal. Sebenarnya pemahaman moral tentang benar dan salah yang telah ditanamkan sejak masa kanak harusnya bisa bekerja sebagai superego yang mengimbangi dan mengontrol Id. Namun jika pemahaman moral kurang dan superego tidak berkembang dengan sempurna, akibatnya anak dapat tumbuh menjadi menjadi individu yang kurang mampu mengontrol dorongan Id, serta mau melakukan apa saja untuk meraih apa yang dibutuhkannya. Menurut pandangan ini, kejahatan bukanlah hasil dari kepribadian kriminal, tapi dari kelemahan ego. Ego yang tidak mampu menjembatani kebutuhan superego dan id akan lemah dan membuat manusia rentan melakukan penyimpangan.

Dari perspektif Belajar Sosial, Albert Bandura menjelaskan bahwa perilaku kejahatan adalah hasil proses belajar psikologis, yang mekanismenya diperoleh melalui pemaparan pada perilaku kejahatan yang dilakukan oleh orang di sekitarnya, lalu terjadi pengulangan paparan yang disertai dengan penguatan atau reward; sehingga semakin mendukung orang untuk mau meniru perilaku kejahatan yang mereka lihat. Contohnya: jika anak mengamati orang tuanya mencuri dan memahami bahwa mencuri uang menimbulkan reward positif (punya uang banyak untuk bersenang-senang); maka anak akan mau meniru perilaku mencuri. Di sisi lain, perilaku yang tidak diikuti dengan reward atau menghasilkan reaksi negatif maka anak belajar untuk tidak melakukan; atau dengan kata lain meniru untuk tidak mengulangi agar menghindari efek negatif. Dalam perspektif ini, Bandura percaya bahwa manusia memiliki kapasitas berpikir aktif yang mampu memutuskan apakah akan meniru atau tidak mengadopsi perilaku yang mereka amati dari lingkungan sosial mereka.

Teori Sosial menjelaskan bahwa perilaku kejahatan adalah hasil kerusakan sistem dan struktur sosial. Seorang penjahat dari keluarga yang bercerai, mengalami masa kecil yang sulit, hidup di lingkungan sosial yang miskin dan banyak terjadi pelanggaran hukum, tidak memiliki pendidikan yang baik, memiliki gangguan fisik dan mental dan berbagai kesulitan psikososial lainnya. Dalam perspektif ini, kesannya individu dilihat sebagai pasif bentukan sistem di sekelilingnya. Namun sebenarnya pada pendekatan Bioekologis oleh Urie Brofenbenner, terdapat interaksi faktor personal (si individu itu sendiri, termasuk di dalamnya aspek kepribadian, trauma, aspek biologis) dengan faktor sistem sosial di sekelilingnya. Artinya perilaku kejahatan akan muncul sebagai interaksi antara faktor personal dan faktor lingkungan yang harus dapat diidentifikasi. Contohnya: seseorang yang memiliki gangguan kepribadian, pernah mengalami pola pengasuhan traumatis dan saat ini hidup di lingkungan yang tidak peduli hukum dapat membuatnya lebih mudah melakukan kejahatan.


Apakah semua kejahatan harus diperlakukan sama?

Kejahatan memiliki bentuk yang berbeda-beda. Bahkan perilaku kejahatan yang sama dapat didasari oleh alasan yang berbeda. Misalkan perlaku mencuri, seorang melakukannya untuk bertahan hidup, sedang yang lain untuk mencari uang sebanyak mungkin agar bisa menghindari pekerjaan sesedikit mungkin. Berbagai penjelasan teori kejahatan di atas dapat digunakan untuk memahami kasus-kasus kejahatan. Mengapa dan bagaimana perilaku kejahatan dapat muncul dalam suatu kasus kejahatan. Kepekaan dan keahlian dalam memilah-milah perspektif teori dalam menjelaskan kejahatan sangat dibutuhkan dalam mencari titik terang suatu kasus kejahatan. Dengan pemahaman tersebut, harapannya, juga bisa dipahami bagaimana masing-masing harus diperlakukan dan diberikan konsekuensi hukum serta rehabilitasi psikologisnya. Proses koreksi dan rehabilitasi perilaku kejahatan sebaiknya dilakukan berdasarkan penjelasan perilaku kejahatan yang akurat dan tepat.


Referensi:

Davies, G., Hollin, C., & Bull, R. (2008). Forensic Psychology. John Wiley; Sussex.

Related posts:

Pengaderan Tahap Pembinaan - Psycho Experientia Day 2022

Studi Banding Eksternal Bersama DEMA FPK UINSA

Pengaderan Tahap Penerimaan Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru 2023

Team Building Anggota Kabinet Arus Aktualisasi BEM KM Psikologi UNAIR


Jangan Banyak Bicara Denganku Tentang Agama. Tetapi Izinkan Aku Melihat Agama Dalam Perilakumu. (Leo Tolstoy)

Jangan Banyak Bicara Denganku Tentang Agama. Tetapi Izinkan Aku Melihat Agama Dalam Perilakumu.

(Leo Tolstoy)





Leo Tolstoy adalah seorang penulis, filsuf, dan aktivis sosial asal Rusia yang dianggap sebagai salah satu tokoh sastra terbesar dalam sejarah. Lahir pada 9 September 1828, ia dikenal karena karya-karyanya yang mendalam, seperti *War and Peace* (Perang dan Damai) dan *Anna Karenina*. Tolstoy menulis tentang tema-tema besar seperti moralitas, kebebasan, dan pencarian makna hidup. Ia juga mengembangkan pandangan filosofis dan religius yang mendalam, yang kemudian mengarah pada ajaran-ajaran tentang hidup sederhana dan non-kekerasan. Selain menulis, Tolstoy terlibat dalam kegiatan sosial dan reformasi, sering mengkritik ketidakadilan sosial dan memperjuangkan hak-hak petani.


Jangan Banyak Bicara Denganku Tentang Agama. Tetapi Izinkan Aku Melihat Agama Dalam Perilakumu.

(Leo Tolstoy)







“Agama dan nasionalisme adalah dua kutub yang tidak bersebrangan. Nasionalisme adalah bagian dari dari agama dan kedudukannya saling menguatkan“  – KH Hasyim Asy’ari

 “Agama dan nasionalisme adalah dua kutub yang tidak bersebrangan. Nasionalisme adalah bagian dari dari agama dan kedudukannya saling menguatkan“


 – KH Hasyim Asy’ari





Friday, March 28, 2025

Camille Claudel

 Camille Claudel




Camille Rosalie Claudel (pengucapan bahasa Prancis: [kamij klodɛl]; 8 December 1864 – 19 October 1943) adalah seorang pematung Prancis yang dikenal karena karya figuratifnya dalam perunggu dan marmer. Dia meninggal dalam ketidakjelasan relatif, tetapi kemudian mendapatkan pengakuan atas orisinalitas dan kualitas karyanya. Subjek dari beberapa biografi dan film, Claudel terkenal dengan patung-patungnya termasuk The Waltz dan The Mature Age.

Museum Camille Claudel nasional di Nogent-sur-Seine dibuka pada tahun 2017. Claudel adalah rekan lama pematung Auguste Rodin, dan Musée Rodin di Paris memiliki ruangan yang didedikasikan untuk karya-karyanya.


Patung-patung yang dibuat oleh Claudel juga disimpan di koleksi beberapa museum besar termasuk Musée d'Orsay di Paris, Institut Seni Courtauld di London, Museum Nasional Wanita dalam Seni di Washington, DC, Museum Seni Philadelphia, dan J. Museum Paul Getty di Los Angeles.



Camille Claudel

Lahir pada tahun 1864, meninggal pada tahun 1943 - dikantor oleh dunia, dibiarkan merana di rumah sakit jiwa.

Apa ceritanya ?

Dia datang ke Paris untuk belajar seni pada saat École des Beaux-Art yang bergengsi hanya terbuka untuk pria.

Tidak terpengaruh, dia bergabung dengan studio yang menyambut wanita.

Di sana, dia bertemu dan menjadi pencinta pematung terkenal Auguste Rodin.

Hubungan mereka adalah salah satu hasrat berapi -api dan kesenian bersama - mereka diciptakan berdampingan, jenius kolaboratif mereka yang dilestarikan dalam karya -karya yang ditempatkan hari ini di Museum Rodin dan Musée d'Orsay.

Tapi Rodin, yang sudah terjerat dalam hubungan lama dengan wanita lain, akhirnya meninggalkan Camille.

Ketika reputasinya melonjak, miliknya anjlok.

Dia dicemooh, dijauhi, dan diberhentikan - bukan hanya sebagai kekasih tetapi sebagai seorang seniman. Sendirian, tidak mempercayai, dan tidak disukai, dia berjuang untuk menjual karya -karyanya.

Menambah isolasi, kakaknya, penyair dan diplomat terkenal Paul Claudel, memainkan peran penting dalam kejatuhannya. Camille, dipandang sebagai "terlalu modern" dan sumber rasa malu keluarga, secara paksa dilembagakan oleh keluarganya.

Selama 30 tahun, ia berjuang untuk menjelaskan ketidakadilan dari kurungannya, menulis surat -surat yang sedih kepada teman dan keluarga, memohon untuk dibebaskan. Kejelasan dan kesedihannya beresonansi dalam tulisan -tulisan yang diawetkan ini.

Pada 19 Oktober 1943, Camille Claudel meninggal karena kekurangan gizi di rumah sakit Prancis.

Tidak ada anggota keluarga yang menghadiri pemakamannya, dan tubuhnya dimakamkan di kuburan yang sama.

Beberapa dekade kemudian, dunia akhirnya mengakui kecemerlangannya. Warisannya telah dipulihkan: patung -patungnya sekarang berdiri dengan bangga di samping Rodin, dan sebuah museum di dekat Paris sepenuhnya didedikasikan untuk pekerjaannya.

Camille Claudel tidak lagi dilupakan. Dia merasa terhormat sebagai visioner yang selalu dia lakukan.


Hasil karyanya :