Social Bar

Popunder

Tuesday, April 29, 2025

Etika tumbuh dari kebiasaan yang berakar pada kejujuran dan tanggung jawab. (Franz Magnis-Suseno)

Etika tumbuh dari kebiasaan yang berakar pada kejujuran dan tanggung jawab.

(Franz Magnis-Suseno)





Dibalik orang yang KUAT pasti memiliki sebuah ALASAN KUAT yang membuat mereka TIDAK ADA PILIHAN LAIN selain HARUS KUAT


Etika tumbuh dari kebiasaan yang berakar pada kejujuran dan tanggung jawab.

(Franz Magnis-Suseno)




Monday, April 28, 2025

Jika dua matahari bersinar di satu langit, bumi tidak akan menemukan siang dan malam yang pasti (Sun Tzu)

Jika dua matahari bersinar di satu langit, bumi tidak akan menemukan siang dan malam yang pasti

(Sun Tzu)





Kutipan Sun Tzu ini dalam bukunya berjudul "The Art of War" menggambarkan bahaya dari adanya dua kekuatan besar yang bersaing di dalam satu sistem. 


Ketika ada dua penguasa atau pusat kekuasaan yang bersinar terang, seperti dua matahari di langit, kestabilan dan keseimbangan akan terganggu. 


Tanpa pembagian peran yang jelas, negara atau organisasi akan kesulitan untuk menemukan arah yang pasti, seolah-olah tidak ada perbedaan antara siang dan malam.


Apakah kamu setuju bahwa dua kekuasaan yang bersaing dalam satu sistem akan menyebabkan kebingungan dan ketidakstabilan?


Dalam dunia yang semakin kompleks, apakah kita bisa memiliki dua kekuatan besar yang bekerja sama tanpa saling merusak, ataukah harus ada satu otoritas yang dominan?


Apakah kamu percaya bahwa dalam demokrasi, pembagian kekuasaan yang ada justru membawa keseimbangan, atau malah memperburuk ketidakpastian dalam pemerintahan?


Apakah lebih baik memiliki satu otoritas yang jelas, ataukah kita bisa mengelola dua kekuatan yang bersaing dalam suatu sistem yang stabil?



Jika dua matahari bersinar di satu langit, bumi tidak akan menemukan siang dan malam yang pasti

(Sun Tzu)



Friday, April 25, 2025

Templeton Religion Trust (TRT)

 Templeton Religion Trust (TRT)





Templeton Religion Trust (TRT) adalah lembaga amal global yang didirikan oleh Sir John Templeton dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang spiritualitas dan pengaruhnya terhadap masyarakat. TRT berfokus pada berbagai proyek dan inisiatif yang bertujuan untuk memperkaya diskusi tentang agama melalui pendekatan ilmiah dan kolaborasi lintas budaya. 

Templeton Religion Trust merupakan badan amal pertama dari tiga badan amal yang didirikan oleh Sir John Templeton.


About TRT KLIK DISINI:
https://templetonreligiontrust.org/about-us/

https://www.templeton.org/funding-areas/religion-science-and-society









Thursday, April 24, 2025

Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat

 Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat




Kementrian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) secara resmi meluncurkan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat itu adalah bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat.

Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat adalah inisiatif dari Kemendikdasmen untuk membangun karakter anak Indonesia melalui tujuh kebiasaan positif: bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat. Tujuan gerakan ini adalah menciptakan generasi muda yang berintegritas, produktif, dan kolaboratif menuju Indonesia Emas 2045. 

Tujuh Kebiasaan Tersebut :
- Bangun Pagi: Kebiasaan ini bertujuan untuk menumbuhkan kedisiplinan dan efisiensi waktu.
- Beribadah: Kebiasaan ini bertujuan untuk memperkuat iman dan nilai-nilai religius.
- Berolahraga: Kebiasaan ini bertujuan untuk menjaga kesehatan fisik dan mental.
- Makan Sehat dan Bergizi: Kebiasaan ini bertujuan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tubuh yang optimal.
- Gemar Belajar: Kebiasaan ini bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan intelektual dan memperluas pengetahuan.
- Bermasyarakat: Kebiasaan ini bertujuan untuk menumbuhkan jiwa sosial, gotong royong, dan kerjasama.
- Tidur Cepat: Kebiasaan ini bertujuan untuk menjaga kesehatan fisik dan mental, serta meningkatkan kualitas tidur. 

Implementasi:
Gerakan ini akan diimplementasikan di berbagai jenjang pendidikan, mulai dari PAUD hingga SMA. Pelaksanaan akan dilakukan melalui kegiatan belajar-mengajar, kegiatan ekstrakurikuler, dan kegiatan di masyarakat. 

Manfaat:
- Membangun karakter anak Indonesia menjadi pribadi yang berintegritas, produktif, dan kolaboratif.
- Menciptakan generasi muda yang sehat, cerdas, dan berdaya saing global.
- Mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. 




Monday, April 21, 2025

KERAJAAN SALAKANAGARA

 KERAJAAN SALAKANAGARA





Kerajaan Salakanagara atau Kerajaan Rajatapura atau (Kota Perak) tercantum dalam Naskah Wangsakerta buatan tahun 1800 M ,sebagai kota tertua di Pulau Jawa. 

Tokoh awal yang berkuasa di sini adalah Aki Tirem. 

Konon, kota inilah yang disebut Argyre oleh Ptolemeus dalam tahun 150 M, terletak di daerah Teluk Lada Pandeglang (Pada masa kini ia terletak di bagian barat propinsi Banten). 

Kota ini sampai tahun 362 menjadi pusat pemerintahan Raja-Raja Dewawarman (dari Dewawarman I - VIII).


Jayasingawarman pendiri Tarumanagara adalah menantu Raja Dewawarman VIII. Ia sendiri seorang Maharesi dari Salankayana di India yang mengungsi ke Nusantara karena daerahnya diserang dan ditaklukkan Maharaja Samudragupta dari Kerajaan Magada.

Di kemudian hari setelah Jayasingawarman mendirikan Tarumanagara, pusat pemerintahan beralih dari Rajatapura ke Tarumangara. Salakanagara kemudian berubah menjadi Kerajaan Daerah.


Salakanagara tidak meninggalkan arca, prasasti, maupun Candi-candi sebagaimana juga Kerajaan Sunda-Pajajaran. 

Sangat kontroversial karena berbeda dengan tulisan-tulisan buku sejarah resmi, karya tulis ilmiah, artikel, opini publik yang menyatakan bahwa Sunda-Pajajaran beraliran Hindu.


Kontroversial


Tidak didukung bukti fisik temuan artefak berupa arca dan Candi abad 2 hingga awal 4 masehi zaman Salakanagara, juga pada abad 12 - 17 masehi masa Kerajaan Sunda Pajajaran tidak ada Candi yang dibangun. 

Maka tulisan sejarah yang beredar selama ini menjadi sangat kontroversial.

Sehingga penulisan dari dalam Indonesia (Tatar Sunda) tentang Salakanagara bahkan Pajajaran pun dianggap sebagai cerita tanpa bukti, fiksi, mitos, atau hanya sebatas legenda.


Keterbatasan literasi para penulis serta minimnya kunjungan ke berbagai perpustakaan pada masa orde lama hingga awal Orde baru, karena faktor ketidakamanan dalam negeri, pendidikan masih terbatas, transportasi belum merata, perseteruan politik bernuansa SARA, hegemoni budaya, feodalisme cenderung fasisme, hingga kemampuan ekonomi dalam ambang batas minimum berefek pada kesimpulan singkat tersebut.


Salakanagara


Kerajaan Salakanagara adalah kerajaan di Nusantara yang berdiri antara 130-362 masehi. Salakanagara diyakini sebagai leluhur Suku Sunda, karena wilayah peradaban keduanya sama persis, Jika benar, hal ini membuat adanya kemungkinan bahwa suku sunda merupakan suku pertama di pulau jawa yang membangun peradaban besar.


Pendiri dan raja Kerajaan Salakanagara bernama Dewawarman I, yang memerintah antara 130-168 masehi dengan gelar Prabu Darmalokapala Haji Raksa Gapura Sagara. 

Wilayah kekuasaan Kerajaan Salakanagara meliputi daerah Jawa bagian barat, termasuk pulau yang terletak di sebelah barat Pulau Jawa dan laut yang membentang sampai Pulau Sumatera.

Setelah berkuasa selama 232 tahun, Kerajaan Salakanagara berada di bawah pemerintahan Kerajaan Tarumanegara.


Sumber sejarah utamanya adalah Naskah Wangsakerta - Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara. Menurut naskah tersebut, Kerajaan Salakanagara diyakini sebagai kerajaan tertua di nusantara yang berdiri antara 130-362 M, sebelum Kerajaan Kutai (400-1635 M).


Pustaka Pararatwan i Bhumi Jawadwipa (PPBJ) adalah salah satu naskah yang disusun oleh satu tim di bawah pimpinan Pangeran Wangsakerta. Beliau adalah salah seorang dari tiga putra Panembahan Ratu Carbon dari istrinya yang berasal dari Mataram.


Kelompok naskah PPJB yang sudah ditemukan hingga saat ini terdiri dari empat buah, semuanya dari parwa pertama. Tiga naskah pertama (sarga 1-3) merupakan kisah atau uraian mengenai sejumlah negara yang perneh berperan terutama di Pulau Jawa, sedangkan sarga keempat merupakan naskah panyangkep (pelengkap) dan isinya berupa keterangan mengenai sumber-sumber yang digunakan untuk menyusun kisah itu.


Secara umum, seluruh naskah karya tim di bawah pimpinan Pangeran Wangsakerta dituliskan pada jenis kertas yang sama. 

Dari puluhan naskah yang telah terkumpul, hingga saat ini baru sebuah naskah yang telah diuji fisiknya secara kimiawi.

Pengujian yang dilakukan di Arsip Nasional itu menyimpulkan bahwa kertas yang digunakan untuk menuliskan naskah umurnya sekitar 100 tahun (laporan tahun 1988). Mengingat bahwa titimangsa naskah-naskah itu berkisar antara 1677 - 1698 Masehi, maka hampir dapat dipastikan bahwa naskah-naskah yang sudah terkumpul itu merupakan salinan dari naskah lain yang lebih tua.


Seperti halnya naskah-naskah Pangeran Wangsakerta lainnya, naskah PPJB 1.1 ini ditulis dengan menggunakan aksara Jawa yang jenis aksaranya mirip dengan yang disebut oleh Drewes (1969:3) quadrat script. 

Adapun bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa yang banyak mengandung kosakata bahasa Jawa kuna dan bahasa Cirebon.


Karangannya berbentuk prosa, campuran antara paparan dan kisah. Cara penyajiannya memiliki ciri-ciri karangan ilmiah, yakni berupa keteranga secara tersurat mengenai sumber karangan yang digunakan dan dikemukakan apabila di antara sumber-sumber yang digunakan terdapat perbedaan informasi.


Salakanagara minim meninggalkan bukti fisik karena bencana perang untuk memperebutkan Tanah Sunda. Demikian juga bencana alam yang tidak mustahil menghilangkan peninggalan kerajaan awal di Pulau Jawa tersebut.

Sehingga dalam artikel, tulisan ilmiah maupun buku sejarah formal lebih banyak menulis Kerajaan Kutai sebagai kerajaan pertama di nusantara.


Dengan adanya naskah Wangsakerta, generasi sesudah sangat tertolong untuk mendeskripsikan dan menarasikan abad-abad awal masehi Nusantara dan persentuhan budaya dengan berbagai bangsa besar dunia.


Karena satu naskah Wangsakerta berjudul Pustaka Pararatwan i Bhumi Jawadwipa 1.1 menuturkan peristiwa sejarah masa lampau tentang raja dan kerajaan yang terletak di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.


Uraiannya banyak tertumpu pada karya mahakawi (pujangga besar) Mpu Khanakamuni dari Majapahit, beliau menjabat sbagai dharmadhyaksa (pejabat tinggi keagamaan) urusan agama Buddha. Selain itu kitab ini mencontoh beberapa karya pujangga besar yang telah menggubah kisah kerajaan-kerajaan di Pulau Jawa.


Selain itu dilengkapi pula uraian tentang kerajaan Mataram, Banten, raja-raja daerah Parahyangan, serta para penguasa daerah lainnya. Penyusun kitab ini terdiri dari 12 orang, yaitu tujuh orang menteri (jaksa pepitu) kerajaan Carbon, seorang pujangga dari Banten, Sunda, Arab, dan seorang lagi.


Mereka semua dipimpin oleh Pangeran Wangsakerta.

Kitab ini mulai dikerjakan pada tahun Saka sruti-sirna-ewahing-bhumi (1604 Saka = 1682 Masehi), ditulis di keraton Carbon oleh Pangeran Wangsakerta atau Panembahan Carbon Tohpati bergelar Abdul Kamil Mohammad Nasarudin.


Menurut Naskah Wangsakerta - Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara, sejarah berdirinya Kerajaan Salakanagara bermula ketika seorang pedagang dari India yang bernama Dewawarman menetap di Jawa, lebih tepatnya di Teluk Lada, Pandeglang.


Dewawarman kemudian menikahi putri dari Aki Tirem, kepala daerah setempat. Pada 130 masehi, Dewawarman mendirikan Kerajaan Salakanagara dengan ibu kota di Rajatapura. 

Setelah menjadi raja dengan gelar Prabu Darmalokapala Aji Raksa Gapura Sagara, ia melakukan ekspansi untuk memperluas daerah kekuasaan.


Wilayah kekuasaan Kerajaan Salakanagara meliputi daerah Jawa bagian barat, termasuk pulau yang terletak di sebelah barat Pulau Jawa dan laut yang membentang sampai Pulau Sumatera. 

Letaknya yang strategis, membuat perahu yang melintas terpaksa harus singgah dan memberi upeti kepada Dewawarman.

Raja Dewawarman I berkuasa selama 38 tahun, antara 130-168 masehi. 

Setelah itu, takhta kerajaan diteruskan oleh putranya, Dewawarman II yang bergelar Sang Prabhu Digwijayakasa Dewawarman.


Rajatapura


Teluk Lada Rajatapura disebutkan dalam Naskah Wangsakerta sebagai pusat pemerintahan Salakanagara yang terletak di Teluk Lada (Pandeglang, Banten). 

Dalam naskah tersebut, Rajatapura disebut sebagai kota.


Dari sinilah kedelapan Raja Dewawarman memerintah dan menguasai perdagangan di seluruh Jawa. 

Condet Condet terletak di Jakarta Timur, yang berjarak 30 kilometer dari pelabuhan Sunda Kelapa.


Daerah ini dipercaya sebagai ibu kota Kerajaan Salakanagara karena memiliki aliran sungai bernama Sungai Tiram. 

Kata "Tiram" berasal dari nama Aki Tirem, mertua Dewawarman I, pendiri Salakanagara.


Gunung Salak 


Gunung Salak di Bogor adalah gunung yang ketika siang berwarna keperak-perakan karena tersinari oleh terangnya matahari. 

Dalam Bahasa Sunda, Salakanagara berarti Kerajaan Perak.

Selain itu, pendapat ini juga dilandasi oleh kemiripan nama antara Salaka dan Salak.


Salakanagara Selama 232 tahun berdiri, diyakini ada 11 raja yang memerintah Kerajaan Salakanagara.

Berikut nama raja-raja yang pernah berkuasa :


1. Dewawarman I atau Prabu Darmalokapala Haji Raksa Gapura Sagara (130-168 M)


2. Dewawarman II atau Prabu Digwijayaksa Dewawarmanputra (168-195 M)


3. Dewawarman III atau Prabu Singasagara Bimayasawirya (195-238 M)


4. Dewawarman IV (238-252 M)


5. Dewawarman V (252-276 M) Mahisa Suramardini Warmandewi (276-289 M)


6. Dewawarman VI (289-308 M)


7.  Dewawarman VII (308-340 M) Sphatikarnawa Warmandewi (340-348 M)


8. Dewawarman VIII (348-362 M)


9. Dewawarman IX (362 M)


Setelah pemerintahan Dewawarman VIII, Kerajaan Salakanagara berada di bawah pemerintahan Kerajaan Tarumanegara.

Raja Jayasinghawarman, pendiri Kerajaan Tarumanegara adalah menantu dari Raja Dewawarman VIII.

Meski hanya berdiri selama dua abad, garis turunan penguasa Salakanagara dipercaya melahirkan raja-raja Pajajaran, Sriwijaya, dan Majapahit.  


Dengan rinci Teks naskah Pustaka Pararatwan i Bhumi Jawadwipa 1.1 memulai uraiannya dengan keadaan di Pulau Jawa sejak sudah adanya pemukiman manusia. Dikemukakan pula tentang kesuburan tanah dan kemakmuran di Pulau Jawa, disusul uraian mengenai kedatangan orang-orang dari luar Nusantara yang kemudian menyebar dan menetap di Pulau Jawa dan wilayah lain di Nusantara.


Para pendatang itu banyak yang berasal dari wangsa Salankayana dan wangsa Pallawa di bumi Bharatanagari. Mereka datang menaiki beberapa puluh perahu yang dipimpin oleh Sang Dewawarman dari wangsa Pallawa.


Sang Dewawarman sudah bersahabat dengan penduduk daerah pesisir Jawa Barat, Nusa Apuy, dan Pulau Sumatra bagian selatan. Sang Dewawarman bersahabat pula dengan penghulu penduduk setempat, akhirnya bermukim di sini dan lamakelamaan menjadi raja kecil di daerah pesisir bagian barat dari bumi Jawa Barat.


Sang Dewawarman kemudian beristrikan anak penghulu penduduk wilayah desa itu. Sang penghulu kemudian menganugerahkan pemerintahan wilayah desa kepada menantunya. Pada tahun 52 Saka ( = 130 Masehi) Sang Dewawarman dinobatkan menjadi raja. Kerajaannya diberi nama Salakanagara, ibukotanya diberi nama Rajatapura.

Ia bergelar Sang Prabhu Dharmalokapala Dewawarma Haji Raksagapurasagara, dan menjadi raja sampai dengan tahun 90 Saka ( = 168 Masehi). Kemudian ia digantikan oleh anaknya yang bergelar Sang Prabhu Dhigwijayakasa Dewawarmanputra, yang menjadi Dewawarman II. Ia menjadi raja Salakanagara pada tahun 90 – 117 Saka (168 – 195 Masehi).

Dewawarman II beristrikan seorang putri dari keluarga Maharaja Singhalanagari. Dari pernikahannya ini lahir di antaranya seorang yuwaraja. Ia menggantikan ayahnya menjadi raja di Salakanagara pada tahun 117 Saka ( = 195 Masehi), dengan gelar Prabhu Singhanagara Bhimayasawirya dan menjadi Dewawarman III. Ia menjadi raja sampai dengan tahun 160 Saka ( = 238 Masehi).


Pada masa pemerintahannya Salakanagara diserang perompak, namun dapat dibinasakan olehnya. Dewawarman III kemudian digantikan oleh menantunya ialah Sang Prabhu Dharmastyanagara yang menjadi Dewawarman IV. Ia memerintah pada tahun 160 – 174 Saka ( = 238-252 Masehi). Dewawarman IV digantikan oleh anak perempuannya , yaitu Rani Mahisasuramardini Warmandewi. Ia memerintah bersama suaminya, Sang Prabhu Amatyasarwajala Dharmasatyajaya Warunadewa.

Sang Rani memerintah pada tahun 174 – 211 Saka ( = 252-289 Masehi), tetapi suaminya hanya memerintah selama 24 tahun, karena gugur di tengah laut ketika berperang melawan perompak. Kemudian yang menjadi raja di Salakanagara adalah putranya, Sang Prabhu Ghanayanadewa Linggabhumi yang menjadi Dewawarman VI. Ia memerintah pada tahun 211 – 230 Saka ( = 289-308 Masehi).


Ia menikah denga putri dari Bharatanagari. Dari perkawinannya itu lahir beberapa orang anak, di antaranya yang tertua ialah Sang Prabhu Bhimadigwijaya Satyaganapati yang menjadi Dewawarman VII. Ia memerintah pada tahun 230 – 262 Saka ( = 308 – 340 Masehi). Dewawarman VII gugur pada tahun 262 Saka karena serangan balatentara yang dipimpin oleh seorang panglima bernama Khrodamaruta, yang masih bersaudara dengan Sang Prabhu.


Kemudian Sang Khrodamaruta menjadi raja di Salakanagara. Ia tidak disukai oleh penduduk dan keluarga keraton. Ia tidak lama menjadi raja, hanya tiga bulan, karena ketika ia berburu di tengah hutan, ia tertimpa batu dari puncak gunung. Sang Prabhu Khrodamaruta tewas. Kemudian permaisuri Dewawarman VII, Sang Rani Spatikarnawa Warmandewi menjadi raja Salakanagara. Ia memerintah selama tujuh tahun sampai dengan tahun 270 Saka ( = 348 Msehi).

Pada tahun 270 Saka itu, Sang Rani menikah dengan Sang Prabhu Dharmawirya Dewawarman Salakabhuwana. Sang Rani dan suaminya adalah saudara sepupu satu kakek. Selanjutnya Sang Prabhu Dharmawirya menjadi raja Salakanagara, menjadi Dewawarman VIII. Ia memerintah tahun 270 – 285 Saka ( = 348- 363 Masehi). Selanjutnya teks naskah ini menguraikan pula keadaan politik di Bharatanagari dan peperangan antara wangsa Maurya dengan wangsa Pallawa dan Salankayana.


Akhirnya kerajaan wangsa Pallawa dan Salankayana dikalahkan oleh kerajaan wangsa Maurya. Banyak penduduk dan keluarga raja dari kerajaan mengungsi menyeberangi lautan. Salah satu kelompok wangsa Pallawa yang mengungsi ke Pulau Jawa dipimpin oleh seorang yang kemudian menjadi Dewawarman VIII, yaitu Sang Prabhu Dharmawirya Dewawarman Salakabhuwana. Diceritakan pula bahwa pada tahun 270 Saka ( = 348 Masehi), ada seorang Maharesi dari Salankayana disertai para pengikutnya, penduduk dan balatentara, datang mengungsi ke Nusantara dan sampailah di Jawa Barat.


Ia bersama pengikutnya berjumlah beberapa ratus orang. Kedatangannya disambut oleh penduduk pribumidengan senang hati, karena Sang Maharesi adalah seorang dang accarya (guru) dan seorang mahapurusa (orang penting). Selanjutnya, mereka semuanya bermukim di tepi sungai dan membuat desa.


Karena ia disetujui oleh para penghulu dari desa-desa di sekitarnya, kemudian ia mendirikan sebuah kerajaan di situ dan diberi nama Tarumanagara. Desa yang didirikan Sang Maharesi itu kemudian menjadi sebuah kota yang besar dan diberi nama Jayasinghapura. Sang Maharesi kemudian terkenal dengan nama Sang Jayasinghawarman Ghurudharmapurusa dan Rajadhirajaghuru, yaitu raja Tarumanagara dan guru agama.


Ia kemudian menikah dengan putri Dewawarman VIII, yaitu Sang Parameswari Iswari Tunggalprethiwi Warmandewi atau Dewi Minawati namanya. Selanjutnya diceritakan pula anak Dewawarman yang lainnya yang menjadi putra mahkota. Setelah Sang Dewarman mangkat, putra mahkota menggantikannya menjadi raja. Tetapi desa-desa wilayahnya ada di bawah perintah kerajaan Tarumanagara.

Ada pula anak Dewawarman yang lainnya lagi, seorang laki-laki yang bermukim di Bakulapura. Ia terkenal dengan nama Aswawarman. Ia menikah dengan anak sang penghulu penduduk Bakulapura, yaitu Sang Kudungga namanya.

Masa pemerintahan Sang Maharesi Rajadhirajaghuru lamanya 24 tahun, dari tahun 280 Saka ( =358 Masehi) sampai dengan tahun 304 Saka ( =382 Masehi). Ia mangkat pada usia 60 tahun. Ia terkenal sebagai Sang Lumah ri Ghomati. Selanjutnya ia digantikan oleh putranya yang terkenal dengan nama Rajaresi Dharmayawarmanghuru.


Referensi:

Ayatrohaedi. (2017). Sundakala: Cuplikan Sejaraj Sunda Berdasarkan Naskah-naskah Panitia Wangsakerta Cirebon. Jakarta: Pustaka Jaya

Transliterasi Pustaka Pararatwan i Bhumi Jawadwipa (PPBJ), Museum Sri Baduga. Bandung


Informasi tambahan, Kerajaan di Jawa

1. 0-600 (Hindu-Buddha Pra Mataram): Salakanagara, Tarumanagara, Sunda-Galuh, Kalingga, Kanjuruhan.


2. 600-1500 (Hindu-Buddha): Mataram Kuno, Medang, Kahuripan, Janggala, Kadiri, Singhasari, Majapahit, Pajajaran, Blambangan.


3. 1500-sekarang (Kerajaan Islam): Demak, Pajang, Banten, Cirebon, Sumedang Larang, Mataram Islam, Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, Mangkunagaran, Paku Alaman.



Jangan pernah berdebat dengan orang bodoh. Mereka akan menyeretmu ke level mereka dan mengalahkanmu dengan kebohongan (Robert Byrne)

 Jangan pernah berdebat dengan orang bodoh. Mereka akan menyeretmu ke level mereka dan mengalahkanmu dengan kebohongan 

(Robert Byrne) 




Robert Byrne adalah seorang penulis dan ahli biliar Amerika yang dikenal dengan kutipan-kutipan bijaknya yang penuh humor, ironi, dan kebijaksanaan hidup



Robert Byrne (penulis)


Robert Leo Byrne ( / b ɜːr n / ; 22 Mei 1930 – 6 Desember 2016) adalah seorang penulis Amerika dan instruktur biliar dan karambol di Billiard Congress of America Hall of Fame . [ 1 ]


Jangan pernah berdebat dengan orang bodoh. Mereka akan menyeretmu ke level mereka dan mengalahkanmu dengan kebohongan 




Robert Byrne

Dilahirkan, 22 Mei 1930

Dubuque, Iowa , Amerika SerikatMati6 Desember 2016 (umur 86)PekerjaanPengarangBahasaBahasa inggrisPendidikanSarjana SainsSekolah indukUniversitas ColoradoPeriodeTahun 1969–2016GenreThriller , Koleksi kutipan, Instruksi biliarKarya terkenalKenangan Masa Kecil Non-Yahudi , 1970


Buku Standar Byrne tentang Kolam Renang dan Biliar , 1978


Sensasi , 1995Penghargaan pentingPenghargaan Layanan Industri BBIA, 1994

BCA Hall of Fame (Layanan Berjasa), 2001PasanganJosefa Heifetz (1958–1976; div.)

Cynthia Nelms (1991–2016; kematiannya)Situs webwww.byrne.org​​


Kehidupan awal dan pendidikan.

Bagian ini sebagian besar atau sepenuhnya bergantung pada satu sumber . ( Juni 2024 )


Robert Leo Byrne, putra Tom dan Clara ( née  Loes ) Byrne, lahir pada tanggal 22 Mei 1930, dan dibesarkan di Dubuque, Iowa . [ 2 ] Ia bersekolah di sekolah dasar St. Columbkille, Loras Academy, dan Loras College . [ 2 ]


Ia meninggalkan Dubuque untuk kuliah di Iowa State University , tempat bakat pertamanya sebagai penulis muncul saat ia menyunting kolom humor di surat kabar sekolah tersebut. Ia pindah ke University of Colorado , tempat ia menyunting Flatiron , publikasi humor sekolah tersebut, dan ia lulus pada tahun 1954 dengan gelar di bidang teknik sipil . [ 2 ]


Byrne memulai karirnya pada tahun 1954 sebagai Insinyur Sipil Junior untuk Kota dan Kabupaten San Francisco , Departemen Teknik, Biro Pekerjaan Umum, Divisi Jalan Raya. [ 2 ]


Karier menulis.

Pada tahun 1955, setahun kemudian, ia menemukan cara untuk menggabungkan bakat teknik dan menulisnya dengan bergabung dengan majalah Western Construction sebagai reporter untuk industri konstruksi berat . [ 2 ] Pada tahun 1961, ia diangkat menjadi editor majalah tersebut, sebuah posisi yang dipegangnya selama lebih dari sepuluh tahun. [ 2 ]


Byrne menjadi penulis penuh waktu pada tahun 1977, setelah buku ketiganya diterbitkan. Ia menulis tujuh novel , lima kumpulan kutipan humor, tujuh buku tentang biliar, dua antologi , dan sebuah ekspose penipuan di dunia sastra . Salah satu novelnya, Thrill , dibuat menjadi Monday Night Movie di NBC , yang ditayangkan pertama kali pada tanggal 20 Mei 1996. Empat novelnya merupakan pilihan Reader's Digest Condensed Books dan diterbitkan dalam lebih dari selusin bahasa.


Campuran bakat Byrne yang tidak biasa sebagai penulis, insinyur, dan pemain biliar membentuk keterampilan yang tepat untuk menciptakan apa yang akan menjadi salah satu karya instruksional definitif tentang olahraga isyarat . Buku Standar Biliar dan Biliar karya Byrne , yang diterbitkan pada tahun 1978 dan diperluas pada tahun 1998, telah terjual lebih dari 500.000 eksemplar. Ini adalah salah satu dari sedikit karya semacam itu yang menyertakan diagram yang akurat secara matematis dan fisik, dengan garis-garis yang memetakan jalur pusat bola; oleh karena itu, garis-garis tersebut tidak menyentuh bantalan meja. [ 3 ] [ klarifikasi diperlukan ] Byrne menciptakan istilah jargon biliar " squirt " dalam buku ini, yang mendefinisikan efek defleksi yang mengirim bola isyarat ke kanan saat dipukul dengan sidespin kiri , dan sebaliknya. [ 4 ]


Buku-buku Byrne, ratusan artikel majalah instruksional, dan tujuh video instruksional (direkam di panggung suara di Burbank dan Hollywood, California ), menjadikannya sebagai guru dan komentator terkemuka di dunia biliar dan biliar. [ 5 ] Ia adalah kolumnis dan Editor Kontributor untuk majalah Billiard Digest sejak edisi pertamanya pada tahun 1978, [ 5 ] dan kolumnis untuk Telegraph Herald Dubuque mulai tahun 2000. [ 6 ] Publikasi terbarunya adalah Behold My Shorts , kumpulan kolom surat kabar bulanannya selama satu dekade. [ 7 ]


Bahasa Indonesia: Pada tahun 1994, di Hilton Head Island, Carolina Selatan , ia menerima Industry Service Award dari Billiard and Bowling Institute of America , sebuah kehormatan yang sebelumnya diberikan kepada Willie Mosconi , Paul Newman , dan Jackie Gleason . [ 5 ] Pada tahun 1998, para pembaca Billiards Digest menobatkan Byrne sebagai "Penulis Biliar Terbaik". [ 6 ] Kontribusinya terhadap biliar dan biliar diakui dengan pelantikan ke dalam Hall of Fame Billiard Congress of America . Kehormatan tersebut, mungkin yang terbesar di bidangnya, diberikan untuk Meritorious Service pada tanggal 21 Juli 2001, di Las Vegas Hilton , pada sebuah jamuan makan yang menutup International Billiard & Home Recreation Expo tahunan . Ia dilantik bersama dengan Juara Dunia Biliar Three-cushion berkali-kali Raymond Ceulemans dari Belgia . [ 5 ] [ 6 ]


Pada bulan Mei 2011, ia hampir menyelesaikan koleksi baru kutipan humornya. [ 8 ]


Bermain karir.

Kesuksesan pertama Byrne sebagai penipu biliar terjadi pada usia 12 tahun ketika ia mengalahkan pembaca meteran gas sebesar 85¢, bermain bola 8 di meja biliar ruang bawah tanah milik keluarganya. [ 9 ]


Sebagai pemain, ia sukses di turnamen kelas nasional AS dalam berbagai disiplin ilmu: [ 6 ]


Juara, Turnamen Biliar Senior Nasional, 1999


Juara, Turnamen Biliar Klub Atletik Amatir Nasional, 1999


Juara ketiga, Kejuaraan Tiga Bantal Profesional Nasional, 1977


Juara keempat, Kejuaraan Tiga Bantal Profesional Nasional, 1968



Kehidupan pribadi.

Pada tanggal 12 Mei 1958, Byrne menikah dengan Josefa Heifetz, pianis konser dan putri dari pemain biola legendaris Jascha Heifetz . [ 10 ] Byrne dan Heifetz bercerai pada tahun 1976. [ kutipan diperlukan ]


Ia meninggal pada tanggal 6 Desember 2016. [ 1 ]


Karya :

McGoorty, The Story of a Billiard Bum , 1972, Lyle Stuart (sampul tebal, ISBN  978-0-8184-0056-8 ); diterbitkan ulang tahun 1984, sebagai McGoorty, A Billiard Hustler's Life , Citadel Press, (sampul tebal, ISBN 978-0-8065-0925-9 ); diterbitkan ulang lagi tahun 2004, sebagai McGoorty, A Pool Room Hustler , Broadway Books (sampul tipis, ISBN 978-0-7679-1631-8 )  


Buku Standar Biliar dan Biliar Byrne , 1978, Harcourt Brace & Jovanovich (sampul tebal, ISBN 978-0-15-614972-3 ), 1987 (sampul tipis, ISBN 978-0-15-614972-3 )  


Perbendaharaan Teknik Tembakan Jitu dalam Kolam Renang dan Biliar karya Byrne , 1982, Harcourt Brace/Harvest (buku sampul tipis, ISBN 978-0-15-614973-0 ); 1983, Mariner (buku sampul tipis, ISBN 978-0-15-115224-7 ); 1984, Houghton Mifflin Harcourt Press (buku sampul tebal, ISBN 978-0-15-115224-7 )   


Teknik Lanjutan Byrne dalam Kolam Renang dan Biliar , 1990, Houghton Mifflin Harcourt Press (sampul tebal, ISBN 978-0-15-614971-6 ), Harcourt Brace (sampul tipis, ISBN 978-0-15-614971-6 )  


Buku Cerita Kolam Renang Hebat karya Byrne , 1995, Harcourt Brace ( ISBN 978-0-15-600223-3 ) 


Dunia Biliar dan Kolam Renang Byrne yang Menakjubkan , 1996, Harcourt Brace ( ISBN 978-0-15-600222-6 ) 


Buku Standar Baru Byrne tentang Kolam Renang dan Biliar , 1998, Harcourt Brace ( ISBN 978-0-15-600554-8 ) 


Buku Lengkap Byrne tentang Pukulan di Kolam Renang: 350 Gerakan yang Harus Diketahui Setiap Pemain , 2003, Harcourt/Harvest Books ( ISBN 978-0-15-602721-2 ) 


Video instruksional :

Byrne's Standard Video of Pool, Volume I , 1987, Premiere Home Video


Byrne's Standard Video of Pool, Volume II , 1988, Premiere Home Video


Video Standar Byrne tentang Trick Shots, Volume III , 1993, Premiere Home Video


Video Standar Byrne tentang Lebih Banyak Trik Tembakan, Volume IV , 1993, Tayang Perdana di Rumah


Latihan Renang Kekuatan Byrne, Volume V , 1996, Tayang Perdana di Rumah


Rack 'Em Up! karya Byrne , 1996, Tayang Perdana di Rumah


Pemecah Permainan Byrne, 2002, Produksi Video Accu-Stats



Video komentar turnamen biliar.

Yang Terbaik dari Tiga Bantal Biliar, Volume I , 1995, Accu-Stats Video Productions


Yang Terbaik dari Tiga Bantal Biliar, Volume II , 1997, Accu-Stats Video Productions


Novel :

Kenangan Masa Kecil Non-Yahudi , 1970, Lyle Stuart (sampul keras, ISBN 978-0-8184-0112-1 ); 1972, New American Library (sampul tipis, ISBN 978-0-8184-0112-1 ) Dipentaskan sebagai musikal oleh Grand Opera House Dubuque pada tahun 2005.  


Dahulu Seorang Katolik , 1981 New American Library (buku sampul tipis, ISBN 978-0-523-41165-1 ) 


Terowongan , 1977, Harcourt Brace & Jovanovich ( ISBN 978-0-15-191385-5 ). Dipilih untuk dimasukkan dalam satu volume Reader's Digest Condensed Books pada tahun 1977 


Bendungan , 1981, Atheneum ( ISBN 978-0-425-05385-0 ). Bagian dari Reader's Digest Condensed Books #136, 1981, vol. 3 


Selalu Seorang Katolik , 1981, Pinnacle ( ISBN 978-0-523-42035-6 ) 


Pencakar langit , 1984, Atheneum ( ISBN 978-0-451-13557-5 ). Bagian dari Reader's Digest Condensed Books #154, 1984, vol. 3 


Mannequin , 1988, Atheneum ( ISBN 978-0-7089-2308-5 ). Termasuk dalam judul Death Train di Reader's Digest Condensed Books #180, 1988, vol. 5 


Sensasi , 1995, Carrol & Graf ( ISBN 978-0-7867-0199-5 ) 


Koleksi kutipan :

637 Hal Terbaik yang Pernah Dikatakan Siapa Pun , 1983, Fawcett ( ISBN 978-0-449-20375-0 ) 


637 Hal Terbaik Lainnya yang Pernah Dikatakan Siapa Pun , 1985, Fawcett ( ISBN 978-0-449-20762-8 ) 


Ketiga dan Mungkin yang Terbaik, 637 Hal Terbaik yang Pernah Dikatakan Siapa Pun , 1986, Ballantine Books ( ISBN 978-0-449-21337-7 ) 


The 1911 Best Things Anybody Ever Said , 1988, Fawcett/Columbine ( ISBN 978-0-449-90285-1 ). Koleksi tiga volume pertama. 


Keempat dan sejauh ini merupakan 637 Hal Terbaik Terbaru yang Pernah Dikatakan Siapa Pun , 1990, Fawcett ( ISBN 978-0-449-21975-1 ) 


Kelima dan Jauh Lebih Baik dari Empat Pertama 637 Hal Terbaik yang Pernah Dikatakan Siapa Pun , 1994, Crest ( ISBN 978-0-449-22312-3 ) 


2548 Hal Terbaik yang Pernah Dikatakan Orang , 1996, Budget Book Service ( ISBN 978-0-88365-960-1 ); 2001, Galahad (sampul tebal, ISBN 978-0-88365-960-1 ); 2002, Fireside (sampul tipis, ISBN 978-0-7432-3579-2 ); 2006, Simon & Schuster (sampul tebal, ISBN 978-1-4165-4035-9 ). Koleksi empat volume pertama.    


Buku lainnya :

Raket Penulisan , 1969, Lyle Stuart ( ISBN 978-0-8184-0095-7 ) 


Pemindaian Kucing: Semua yang Terbaik dari Sastra Kucing , 1983, Scribner ( ISBN 978-0-689-11390-1 ) 


Setiap Hari adalah Hari Ayah , 1990, Crest ( ISBN 978-0-449-21822-8 ) 


Lihatlah Celana Pendekku , 2009, Telegraph Herald ( ISBN 978-0-9819806-2-1 ) 


Sebagai editor :

Heifetz-Byrne, Josefa. Kamus Kata-kata Tidak Biasa, Tidak Jelas, dan Tidak Masuk Akal karya Ibu Byrne, Dihimpun dari Berbagai Sumber Resmi , 1974, University Press ( ISBN 978-0-586-20600-3 ) 


Kruse, Len. My Old Dubuque: Kumpulan Tulisan tentang Sejarah Daerah Dubuque , 2000, Loras College Center for Dubuque History ( ISBN 978-0-936875-07-1 ) 


Catatan :

^Lompat ke:a b "Robert Leo Byrne". Legacy. 8 Desember 2016.Diakses tanggal 8 Januari 2021.


^Lompat ke:a b c d e f The Byrne Family History, diterbitkan sendiri, Linda Byrne Brown, 2001[ sumber penerbitan sendiri? ]


^ [Klarifikasi: Penjelasan geometris dalam biliar sering kali menyederhanakan pantulan dari rel ("tepian") yang terjadi di tempat bola menyentuh rel ("bantalan") dan menggunakan titik ini sebagai fokus saat membidik bola. Lebih tepatnya, Byrne membuat perbedaan bahwa garis bidik menggunakan pusat bola, bukan tepinya. Jika tepian harus direncanakan dengan lebih baik, perlu untuk memvisualisasikan bahwa garis pantulan berakhir setengah bola dari rel saat pusat bola mundur ke arah yang baru. (Bahkan saat itu, ini tidak sepenuhnya akurat karena rel berubah bentuk saat bola memantul padanya, dan Byrne selalu mencatat bahwa faktor lain -- seperti kecepatan dan putaran bola -- juga berperan dalam memprediksi sudut tepian.)] Seperti yang dijelaskan oleh Byrne dalam wawancara dengan Shelley Till diprogram televisi akses publik lokal On the Edge with Shelley Till .


^ Shamos, Mike (Juni 2000). "Selamat Ulang Tahun, Bob: Ucapan Terima Kasih kepada Robert Byrne atas Kontribusinya pada Literatur Biliar". Billiards Digest . Vol. 22, no. 7. Chicago: Luby Publishing. ISSN 0164-761X . 


^Lompat ke:a b c d Shamos, Mike (Mei 2010). "Warisan Byrne: Ulasan tentang Hadiah Robert Byrne untuk Biliar di Usianya yang ke-80".Billiards Digest. Vol. 32, no. 6. Chicago: Luby Publishing.ISSN0164-761X. 


^Lompat ke:a b c d "Byrne, Robert".Ensiklopedia Dubuque.


^ " Lihatlah Debut Celana Pendekku " . Telegraph Herald . Diarsipkan dari yang asli pada 2012-09-18.


^ Byrne, Robert (11 April 2011). "Pertanyaan Pribadi: Bagaimana Anda Mendeskripsikan Diri Anda?". Telegraph Herald .


^ Zentz, Renny (8 Mei 1994). "Byrne mengambil pendekatan yang tidak terlalu baru untuk meraih kesuksesan dalam biliar". Telegraph Herald .


^ "Milestones, 12 Mei 1958" . Time . 12 Mei 1958. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 April 2009.


Referensi :

"Wawancara daring yang diterbitkan April 2010" . Untold Stories: Sejarah Biliar . 2010-04-15.


Garchik, Leah (6 Februari 1983). "Menciptakan Semangkuk Ceri Sempurna". San Francisco Chronicle .


Zentz, Renny (8 Mei 1994). "Byrne mengambil pendekatan yang tidak terlalu baru untuk meraih kesuksesan dalam biliar". Telegraph Herald .


Zimmerman, Joy (7 Oktober 1988). "Ahli Menulis Cepat". Pacific Sun.


Jowers, Andrew (28 April 1993). "Penulis Byrne: Teknik, humor, dan biliar". Santa Rosa Press Democrat .


Rasmussen, Eric (Januari 1996). "Menulis Novel (Teknik Sipil) Amerika yang Hebat". Berita American Society of Civil Engineers .



Friday, April 18, 2025

Sejarah adalah hasil dari tindakan manusia, bukan nasib (Jean Paul Sartre)

Sejarah adalah hasil dari tindakan manusia, bukan nasib

(Jean Paul Sartre)




Kutipan Jean-Paul Sartre ini menyatakan bahwa "sejarah" bukanlah sesuatu yang ditentukan oleh nasib atau takdir, melainkan hasil dari "tindakan manusia". 


Jean-Paul Sartre, sebagai seorang filsuf eksistensialis, menekankan bahwa kita sebagai individu memiliki "kebebasan dan tanggung jawab" untuk memilih dan bertindak. 


Oleh karena itu, sejarah bukanlah serangkaian peristiwa yang pasif, tetapi sebuah konstruksi aktif yang dibentuk oleh keputusan dan tindakan kita.


Namun, jika sejarah sepenuhnya hasil dari tindakan manusia, apakah ini berarti kita bisa mengendalikan sepenuhnya arah peristiwa-peristiwa besar dalam dunia? 


Atau adakah faktor-faktor lain seperti "struktur sosial" atau "kekuatan eksternal" yang tetap memengaruhi sejarah, meskipun kita mencoba untuk bertindak dengan bebas?


Apa pendapat kamu tentang kutipan Jean-Paul Sartre ini bahwa sejarah dibentuk oleh tindakan manusia, bukan nasib? 


Apakah kamu setuju bahwa kita, sebagai individu dan masyarakat, memiliki peran besar dalam membentuk sejarah?  


Menurut kamu, sejauh mana kita benar-benar "bebas" dalam membuat pilihan yang memengaruhi arah sejarah?


Apakah ada kekuatan eksternal (politik, ekonomi, budaya) yang sering kali membatasi kebebasan kita untuk bertindak?  


Dalam konteks kehidupan pribadi, apakah kamu pernah merasa bahwa keputusan atau tindakanmu memiliki dampak besar dalam perjalanan hidupmu, atau justru merasa terjebak oleh keadaan di luar kendali kamu?


Bagaimana kita membentuk sejarah melalui pilihan kita ?


Sejarah adalah hasil dari tindakan manusia, bukan nasib

(Jean Paul Sartre)



Sejarah adalah hasil dari tindakan manusia, bukan nasib

(Jean Paul Sartre)

Thursday, April 17, 2025

Metode Forensik

 Metode Forensik




Metode forensik itu sendiri umumnya didefinisikan : 

𝘢 𝘴𝘺𝘴𝘵𝘦𝘮𝘢𝘵𝘪𝘤 𝘢𝘱𝘱𝘳𝘰𝘢𝘤𝘩 𝘶𝘴𝘦𝘥 𝘵𝘰 𝘪𝘯𝘷𝘦𝘴𝘵𝘪𝘨𝘢𝘵𝘦 𝘤𝘳𝘪𝘮𝘦𝘴 𝘰𝘳 𝘰𝘵𝘩𝘦𝘳 𝘪𝘯𝘤𝘪𝘥𝘦𝘯𝘵𝘴, 𝘦𝘯𝘴𝘶𝘳𝘪𝘯𝘨 𝘵𝘩𝘦 𝘤𝘰𝘭𝘭𝘦𝘤𝘵𝘪𝘰𝘯 𝘢𝘯𝘥 𝘢𝘯𝘢𝘭𝘺𝘴𝘪𝘴 𝘰𝘧 𝘦𝘷𝘪𝘥𝘦𝘯𝘤𝘦 𝘢𝘳𝘦 𝘤𝘰𝘯𝘥𝘶𝘤𝘵𝘦𝘥 𝘭𝘦𝘨𝘢𝘭𝘭𝘺 𝘢𝘯𝘥 𝘦𝘵𝘩𝘪𝘤𝘢𝘭𝘭𝘺. 


Metode forensik adalah pendekatan ilmiah untuk mengumpulkan dan menganalisis bukti, dengan tujuan membantu penegakan keadilan. Metode forensik dapat digunakan dalam berbagai bidang, seperti forensik digital, forensik kejahatan, dan forensik keuangan. 


1. Metode forensik digital  :

- Akuisisi data: Mengumpulkan data digital dari perangkat digital

- Analisis data: Menelaah data digital untuk memahami bagaimana sebuah serangan terjadi

- Pemulihan data: Memulihkan data yang hilang atau rusak

- Mobile forensik: Mengumpulkan bukti digital dari perangkat mobile

- Metode statik 

forensik: Menganalisis data digital tanpa mengubahnya


2. Metode forensik kejahatan Identifikasi sidik jari, Identifikasi tulisan tangan, Identifikasi senjata api, Perbandingan tanda peralatan. 


3. Metode forensik keuangan 

Analisis data untuk mengidentifikasi transaksi yang tidak sah


4. Tahapan forensik Pengumpulan (acquisition), Pemeliharaan (preservation), Analisis (analysis), Presentasi (presentation). 


5. Langkah-langkah digital forensik Identifikasi, Preservasi, Analisis, Pendokumentasian, Pemaparan. 



Manusia membuat sejarah mereka sendiri, tetapi mereka tidak membuatnya sesuka hati mereka (Karl Marx)

 Manusia membuat sejarah mereka sendiri, tetapi mereka tidak membuatnya sesuka hati mereka 

(Karl Marx)





Kutipan Karl Marx ini memberikan pandangan yang sangat penting tentang "kebebasan dan keterbatasan" dalam menciptakan sejarah. 


Karl Marx mengakui bahwa "manusia" memang memainkan peran aktif dalam membentuk sejarah mereka, namun mereka tidak memiliki kebebasan mutlak untuk melakukannya sesuka hati. 


Artinya, meskipun kita membuat keputusan dan bertindak untuk mengubah dunia, "kondisi material" dan "struktur sosial" yang ada sering kali membatasi atau mempengaruhi pilihan-pilihan kita. 


Ini mengarah pada pertanyaan besar: sejauh mana kita benar-benar memiliki "kendali" atas jalan hidup dan sejarah kita, atau apakah kita terjebak dalam "struktur sosial" dan "ekonomi" yang membatasi kebebasan kita?


Apa pendapat kamu tentang kutipan Karl Marx ini bahwa kita memang membuat sejarah, tetapi tidak sesuka hati kita? 


Apakah kamu merasa kebebasan kita untuk mengubah dunia atau kehidupan kita sering dibatasi oleh kondisi sosial atau ekonomi yang ada?  


Menurutmu, apakah kita benar-benar bebas dalam membuat keputusan besar dalam hidup, atau adakah faktor eksternal yang lebih kuat yang mempengaruhi kita, seperti status sosial, pendidikan, atau ekonomi?  


Dalam dunia modern, apakah kamu merasa kondisi material (seperti akses terhadap sumber daya atau peluang) menghalangi sebagian besar orang untuk mengubah hidup mereka, meski mereka berusaha keras? 


Apa pandanganmu tentang kebebasan, keterbatasan, dan peran kita dalam membentuk sejarah pribadi dan kolektif?


Manusia membuat sejarah mereka sendiri, tetapi mereka tidak membuatnya sesuka hati mereka 

(Karl Marx)



Manusia membuat sejarah mereka sendiri, tetapi mereka tidak membuatnya sesuka hati mereka 

(Karl Marx)

Wednesday, April 16, 2025

Banjir omong kosong yang dicetak dalam bentuk opini-opini kritis nampak bagi saya sebagai kutukan utama zaman, suatu hambatan utama bagi budaya sejati

Banjir omong kosong yang dicetak dalam bentuk opini-opini kritis nampak bagi saya sebagai kutukan utama zaman, suatu hambatan utama bagi budaya sejati 


Eliot George, George Eliot, engraving derived from a chalk drawing (1865) by Sir Frederic William Burton.


George Eliot mengkritik fenomena banjirnya opini dan kritik yang dicetak atau dipublikasikan secara massal, terutama yang tidak didasarkan pada pemahaman yang mendalam.


Ia melihat banyaknya opini kritis yang dangkal dan asal-asalan justru menjadi penghalang utama bagi perkembangan budaya yang otentik dan bermakna. Dalam pandangannya, budaya sejati lahir dari refleksi, pemikiran yang jernih, dan pencarian kebenaran bukan dari keramaian suara yang hanya ingin terdengar.


Kalimat ini relevan juga dengan zaman sekarang, di mana banyak pendapat berseliweran di media sosial, tapi tidak semuanya membawa nilai atau kedalaman.


Banjir omong kosong yang dicetak dalam bentuk opini-opini kritis nampak bagi saya sebagai kutukan utama zaman, suatu hambatan utama bagi budaya sejati 



Banjir omong kosong yang dicetak dalam bentuk opini-opini kritis nampak bagi saya sebagai kutukan utama zaman, suatu hambatan utama bagi budaya sejati 




TENTANG SKETSA ASLI PANGERAN DIPONEGORO

 TENTANG SKETSA ASLI PANGERAN DIPONEGORO




Di atas adalah (semacam) kop surat resmi yang di bawahnya tertera catatan tangan yang bertiti mangsa 1870 (15 tahun setelah Diponegoro wafat):


"Kandjeng Soeltan Abdoel Hamid Heroetjokro Kabiril Moekminnin Sajidin Panatagama Djawi Senopati Hingalogo Sabiloolah Chalifat Rasulillah Hingkang Hagomo Islam"


Kop surat ini berupa foto litograf Pangeran Arijo (PA) Diponegoro, dan secara verbatim tertulis begini:


"Pangeran Ario Diponegoro, aanvoerder in de Java Oorlog van 1825-1830"

(Pangeran Ario Diponegoro, pemimpin Perang Jawa tahun 1825-1830)


Foto litograf PA Diponegoro tersebut tersebut berasal dari gambar yang diproduksi oleh Mayor H. de Stuers pada tahun 1830, artinya digambar saat PA Diponegoro masih hidup pasca tertangkap.


Foto litograf yang merekam busana PA Diponegoro yang kearab-araban ini bersesuaian dengan glasnegatief (film negatif) nomor indeks G-699 ruang 1.41.35, dan sesuai dengan cetakan litograf bernomor indeks 36C-373 di Leiden University Libraries (akses juga bisa didapatkan melalui KITLV).


Melalui pendidikan pesantren, banyak ilmu yang dipelajari oleh Pangeran Diponegoro dengan membaca banyak karangan-karangan ulama Islam terkemuka. Menurut Peter Carey dalam (Ma'ruf, 2018), di antara karangan ulama yang dipelajari oleh Pangeran Diponegoro adalah sebagai berikut :


(1) Kitab Tuhfah, berisi ajaran sufisme tentang "tujuh tahap eksistensi" dalam pencarian Tuhan, sering dikaji juga oleh masyarakat Islam Jawa.

(2) Kitab tentang Usul dan Tasawuf.

(3) Suluk, berupa syair mistik Jawa.

(4) Sejarah para Nabi (Serat Anbiya) dan Tafsir Quran.

(5) Kitab Sirat as-salatin dan Taj as Salatin, berisi tentang pembelajaran filsafat politik Islam.

(6) Kitab Taqrib, Lubab al Fiqh dan Muharor, berisikan tentang hukum-hukum Islam.


Sumber : https://www.kontenislam.com/2024/07/busana-asli-pangeran-diponegoro.html

Wednesday, April 9, 2025

Kerajaan Majapahit (Sri Wikrama Wira) & Kerajaan Tumasik (Singapura), 1357-1362

Kerajaan Majapahit (Sri Wikrama Wira) & Kerajaan Tumasik (Singapura), 1357-1362





Kerajaan Majapahit pernah melakukan menundukkan ke Kerajaan Tumasik (Singapura) beberapa kali.

Invasi pertama terjadi pada masa pemerintahan Sri Wikrama Wira, raja kedua Tumasik, sekitar tahun 1357-1362. 

Majapahit kembali menyerang Tumasik pada tahun 1398.


Alasan invasi :

Majapahit menganggap Tumasik sebagai sekutu Mongol yang membahayakan keutuhan Majapahit. 

Majapahit mengamati bagaimana Tumasik mengalahkan Siam dan Majapahit pada serbuan pertama.


Pertahanan Tumasik 

Tumasik memiliki 400 kapal perang dan benteng pertahanan yang kokoh.

Angkatan Laut Tumasik berhasil menghalau serangan Majapahit pada awalnya.


Hasil invasi 

Majapahit berhasil menaklukkan Tumasik pada tahun 1398 dengan 300 kapal besar (jung) dan 100 kapal kecil (junjung).


Bukti Majapahit pernah menguasai Tumasik

Penemuan 10 benda emas Majapahit saat penggalian untuk pembangunan waduk di Fort Canning, Singapura pada tahun 1928. 

Pengaruh kebudayaan, corak bangunan, candi, patung, dan seni Majapahit di Tumasik.



Saturday, April 5, 2025

Pangeran Giolo, putra Raja Moangis atau Gilolo

Pangeran Giolo, putra Raja Moangis atau Gilolo





Giolo, Lelaki Bertato asal Maluku yang Kulitnya Dipamerkan di Inggris

Pangeran Giolo, putra Raja Moangis atau Gilolo: terletak di bawah garis Khatulistiwa pada garis bujur 152 derajat. Inilah seorang pangeran pribumi yang dihiasi dengan bintik-bintik kaya dan pola yang menakjubkan, yang belum pernah dilihat dunia Eropa sebelumnya: dibawa dari Hindia Timur pada tahun 1691, dan diperlihatkan kepada Yang Mulia serta banyak bangsawan dan kalangan terhormat di kerajaan. Ia lahir di Pulau Meangis, salah satu dari Kepulauan Filipina, dan oleh orang-orang pribumi disebut sebagai Pangeran Bergambar; penuh variasi, sehingga membuat para seniman terbaik pun terkagum-kagum. Negeri asalnya kaya akan emas dan rempah-rempah, dan penduduknya menganggap bahwa dihiasi seperti ini merupakan keindahan besar; ia ditato dan dihias dengan cara yang luar biasa ini sejak usia 2 hingga 12 tahun, dengan cara ditusuk dengan jarum-jarum tajam, lalu digosok dengan ramuan herbal atau campuran pewarna. Ini dianggap sebagai hiasan besar dan tanda kebesaran di antara mereka. Tato ini bertahan seumur hidup dan biasanya dilakukan oleh seniman terbaik. Ibunya sendiri yang melakukannya, dengan menusuk dan mewarnainya secara bertahap sesuai dengan kemampuan anak itu menahan rasa sakit. Ia ditangkap oleh kapal Eropa, yang setelah melihat banyak penduduk asli bertato, memilih dia karena dianggap paling menarik dan dihiasi dengan sangat baik, lalu membawanya sebagai tontonan. Ia bertubuh tinggi, sekitar 6 kaki (sekitar 180 cm), memiliki tubuh proporsional dan kuat, aktif, dan tahan banting, tanpa pendidikan formal; namun secara alami ia diketahui memiliki pemahaman cepat dan kecerdasan tinggi. Ia meninggal di London karena penyakit cacar, tak lama setelah kedatangannya, yang disesalkan oleh banyak orang yang ingin mengenalnya lebih jauh sebagai subjek keingintahuan.